Berita / Serba-Serbi /
Harga Beras Melonjak, Petani Sawit Merasa 'Terpijak'!
Bengkulu, elaeis.co - Harga beras makin melambung di Provinsi Bengkulu. Sebelumnya Rp14 ribu kini menjadi Rp23 ribu per kilogram.
Kenaikan harga ini sangat dikeluhkan petani sawit di daerah tersebut. Bukan tanpa alasan, sebab harga TBS sawit juga masih belum stabil hingga saat ini.
Ketua Aliansi Petani Kelapa Sawit (APKS) Bengkulu, Edy Mashury mengatakan, petani sawit di Bengkulu mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap kenaikan harga beras yang tidak terduga ini. Banyak di antara mereka bergantung pada beras sebagai salah satu komponen utama dalam makanan sehari-hari keluarga mereka.
"Kenaikan harga beras menjadi beban tambahan bagi petani di tengah belum stabilnya harga TBS sawit," kata Edy, kemarin.
Edy mengaku prihatin dengan situasi ini lantaran komponen penting dalam kehidupan naik, namun pendapatan menurun.
"Kenaikan ini tentu berdampak terhadap kondisi ekonomi petani. Kami berharap pemerintah dapat segera mencari solusi untuk mengendalikan harga beras," ujar Edy.
Sementara Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah mengaku pihaknya telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya dengan meminta Bulog mendatangkan ratusan beras dari luar daerah.
"Kami telah berkoordinasi dengan Bulog untuk mencari solusi jangka pendek dan jangka panjang yang dapat mengendalikan harga beras di Bengkulu," katanya.
Selain itu, pemerintah daerah juga sedang mempertimbangkan insentif dan bantuan bagi petani sawit dan pelaku usaha pertanian untuk mengurangi dampak kenaikan harga beras. Ini mencakup pengadaan beras subsidi untuk mereka yang membutuhkan.
"Kami juga akan mendatangkan beras dengan harga terjangkau sekitar Rp 11.800 per kilogram. Ini dilakukan agar kebutuhan pangan terpenuhi dengan harga tidak terlalu mahal," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :