https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Harga Berubah, Petani Bingung Mau Memupuk Kebun PSR

Harga Berubah, Petani Bingung Mau Memupuk Kebun PSR

Petani memupuk tanaman sawit. Foto: Mreza Uyu


Pulau Punjung, elaeis.co - Pengurus dan anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Bukit Jaya terus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan pupuk di tengah harga yang terus naik.

Kebun kelapa sawit yang dikelola KUD itu di Jorong Harapan Mulya, Nagari Koto Beringin, Kecamatan Tiumang, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, baru saja di-replanting lewat Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

Dua bulan lagi KUD Bukit Jaya harus melakukan pemupukan kebun PSR. Namun pengadaan pupuk terkendala karena harganya tidak sesuai lagi dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang sudah ditetapkan.

"Periode pemupukan kan 4 bulan sekali. Kemarin sudah dilakukan di bulan Maret, tahap berikutnya dipupuk lagi bulan Juli nanti," kata Ketua KUD Bukit Jaya, Edy Setyawan kepada elaeis.co, Selasa (24/5). 

"Kalau yang bulan Maret kemarin pupuknya aman. Tapi untuk yang bulan Juli nanti, ini yang saya bingung," tambahnya. 

Menurutnya, RAB yang ada saat ini harus dirombak karena harga pupuk yang tercantum tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini.

"Berikutnya jatah pupuk NPK. Di RAB kemarin harganya masih Rp 8.000/kg, sekarang sudah Rp 13.000/kg. Sekarang lagi saya usulkan untuk perubahan harga pupuk. Kalau saya paksakan, nanti menyalahi aturan," katanya. 

Petani yang juga anggota Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Dharmasraya itu mengaku telah berkonsultasi dengan dinas perkebunan setempat terkait perubahan RAB.

"Supaya hasil panen bagus, sawit harus dirawat dengan baik. Makanya kami minta, kalau harga sawit tidak bisa naik seperti kemarin lagi, ya turunkanlah harga pupuknya," pungkasnya.

 

Komentar Via Facebook :