Berita / Sumatera /
Harga CPO Turun, Nilai Tukar Petani Bengkulu Merosot 1,46 Persen
Bengkulu, elaeis.co - Badan Pusat Statistik (BPS) Bengkulu mencatat nilai tukar petani (NTP) di provinsi itu pada April 2023 sebesar 142,21, turun sebesar 1,46 persen dibandingkan dengan NTP bulan sebelumnya.
Kepala BPS Bengkulu, Win Rizal, mengatakan, penurunan NTP disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah turunnya harga minyak kelapa sawit atau CPO di pasaran.
"Pada awal Mei 2023 harga CPO turun dari Rp 11 ribu lebih menjadi Rp 10 ribu per kilogram. Hal ini membuat petani kelapa sawit di Bengkulu mengalami kesulitan dalam mendapatkan penghasilan yang cukup," katanya, Kamis (4/5).
Menurutnya, turunnya NTP ini menunjukkan berkurangnya daya beli para petani di Bengkulu. Hal tersebut tentu saja mempengaruhi kesejahteraan para petani di Bengkulu.
"Penghasilan para petani turun, dan ini berdampak pada kesejahteraan mereka," ujarnya.
Win menambahkan bahwa pemerintah daerah Bengkulu sedang melakukan berbagai upaya untuk membantu petani dalam menghadapi penurunan NTP ini. "Diantaranya memberikan berbagai bantuan dan program untuk meningkatkan produktivitas petani dan membantu mereka menghadapi kondisi ekonomi yang sulit," katanya.
Salah satu petani kelapa sawit di Bengkulu, Suprianto, mengaku prihatin dengan penurunan harga CPO tersebut. "Petani harus menanggung biaya produksi yang semakin meningkat, sementara harga jual produknya semakin rendah," ungkapnya.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKI) Bengkulu, Ahmad Yusuf, mengatakan, pihaknya
terus berupaya meningkatkan kualitas dan produktivitas kelapa sawit petani anggotanya.
"Kualitas dan produktivitas diharapkan akan mengangkat kembali harga CPO di pasaran sehingga petani bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik," tukasnya.
"Memang bukan hal yang mudah mewujudkannya, butuh waktu yang cukup lama. Makanya kami mengimbau kepada petani untuk bersabar dan tetap produktif dalam mengelola kebun kelapa sawit mereka," imbuhnya.
Komentar Via Facebook :