Berita / Sumatera /
Harga Migor Curah Belum Stabil, ini Penyebab dan Solusinya
Palembang, elaeis.co - Pemerintah resmi mencabut program subsidi minyak goreng (migor) curah 31 Mei lalu dan menjalankan kembali kebijakan domestic prize obligation (DPO). Namun harga migor hingga kini di sejumlah daerah belum turun ke harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000/liter atau Rp 15.500/kg yang ditargetkan pemerintah.
Di Palembang, Sumatera Selatan (sumsel), harga migor curah di beberapa pasar rata-rata dijual Rp 18.000/kg. Harga di kabupaten/kota lain di provinsi itu bahkan ada yang di atas angka itu.
Analisis PSP Madya Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Sumsel, Rudi Arpian, mengatakan, ada beberapa hambatan yang membuat harga migor curah belum turun sesuai dengan harapan pemerintah dan masyarakat.
Diantaranya kondisi infrastruktur jalan dan jauhnya jarak antara distributor di Palembang ke lokasi agen dan pedagang pengecer di daerah.
“Contohnya jarak Musi Rawas Utara dari pusat Kota Palembang mencapai 379 km. Kabupaten Empat Lawang 303 km, Lubuklinggau 320 km, Musi Rawas 296 km, dan OKU Selatan 271 km,” katanya, Senin (20/6).
Permintaan Presiden Jokowi untuk memperbaiki suplay minyak goreng melalui pendirian pabrik minyak makan merah di daerah, menurutnya, harus segera direalisasikan.
Selain meningkatkan ketersediaan migor dan stabilitas harga, katanya, kehadiran pabrik minyak makan merah akan menyerap lebih banyak TBS produksi petani.
"Ini kabar baik bagi petani swadaya, ada secercah harapan untuk ikut berpartisipasi. Selama ini petani swadaya menghadapi fenomena harga TBS yang tidak stabil karena sangat bergantung pada industri besar,” katanya.
Menurutnya, dari segi pasokan, Sumsel siap membangun pabrik minyak makan merah. Luas kebun sawit mencapai 1.221.374 hektare dengan produksi CPO mencapai 3.323.670 ton.
Lima daerah yang memiliki kebun sawit terluas masing-masing Musi Banyuasin (313.125 hektare), Ogan Komering Ilir (224.865 hektare), Banyuasin (190.973 hektare), Musi Rawas (114.879 hektare) dan Muara Enim (87.889 hektare).
"Dari total luasan tersebut, 510.914 hektare diantaranya dikelola 104.779 KK petani swadaya dengan produksi 1.747.797 ton CPO," katanya.
"Dengan potensi ini, Sumsel siap menjadi salah satu dari empat provinsi proyek percontohan pendirian pabrik minyak makan merah," tambahnya.
Komentar Via Facebook :