https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Harga Migor di Warung Masih Mahal, Belum Jelas Solusinya

Harga Migor di Warung Masih Mahal, Belum Jelas Solusinya

Pembelian minyak goreng kemasan Rp 14.000/liter dibatasi di toko ritel. Foto: Dok. Sinar Mas


Jambi, elaeis.co - Operasi pasar yang sudah beberapa kali digelar pemerintah di Kota Jambi belum bisa memenuhi permintaan terhadap minyak goreng (migor) murah. Banyak warga mengeluh karena sampai saat ini para pedagang masih menjual migor di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Menteri Perdagangan.

Salah seorang pedagang di Jambi, Burhan, mengaku masih menjual minyak goreng kemasan premium Rp 19.000/liter karena terakhir membeli dari distributor masih di harga Rp 20.000/liter.

"Kalau jual Rp 14.000/liter sesuai aturan pemerintah, makin rugilah saya. Sekarang saja saya terpaksa jual harga segini, mau bagaimana lagi,” katanya saat ditemui siang tadi.

Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, Agus Sunaryo, mengaku masih belum mendapatkan data terkini perkembangan harga migor di tingkat warung dan pedagang tradisional.

"Kalau warung pasti cari untung, tapi akan kita cek lagi. Staf bidang yang terkait akan turun lagi hari ini," katanya kepada elaeis.co.

"Staf kami sudah melakukan pengecekan ke beberapa ritel dan di sana harga migor sudah sesuai dengan ketentuan pemerintah," tambahnya.

Kepala Bidang Perlindungan Konsumen dan Tata Tertib Niaga Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, Zidni Aisyah, menambahkan bahwa toko ritel umumnya membatasi pembelian migor kemasan.

"Sekarang kami sedang turun ke pasar-pasar tradisional. Hasilnya belum bisa disampaikan. Kemarin kami baru melakukan pengawasan ke ritel apakah sudah diterapkan atau belum,” katanya.

Saat ditanya apa langkah yang akan diambil jika pedagang pasar belum menurunkan harga migor, Zidni mengelak. "Saya sedang menyetir. Langsung ke Kabid Perdagangan saja biar jelas," sebutnya.

Saat telefon genggamnya dihubungi, Kabid Pengembangan Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, Harmadeli, tidak bersedia mengangkatnya. 


 

Komentar Via Facebook :