https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Harga Migor Masih Mahal, Pasar Melawan?

Harga Migor Masih Mahal, Pasar Melawan?

Minyak goreng kemasan Rp 14.000 per liter yang dijual di toko ritel. Foto: Dok. Sinar Mas


Medan, elaeis.co - Program minyak goreng (migor) sesuai harga eceran tetap (HET) Rp 14.000/liter sudah mulai berjalan sejak dua hari lalu. Namun migor satu harga itu baru bisa diperoleh di sejumlah gerai ritel. Sementara di pasar, harga belum beranjak dari kondisi sebelumnya.

Berdasarkan hasil pemantauan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dibentuk oleh Bank Indonesia (BI) di berbagai daerah, hingga Jumat (21/1/2022) sore harga migor curah untuk skala pedagang besar secara nasional rata-rata Rp 17.600/liter, migor kemasan bermerek kelas I Rp 19.050/liter, dan kelas II Rp 18.400/liter.

Untuk migor curah mengalami penurunan sebesar 0,56% atau Rp 100 dari harga sehari sebelumnya, kemasan kelas I naik 0,53% atau Rp 100 dari sebelumnya, dan kelas II harga tetap atau sama dengan sebelumnya.

Di pasar modern, secara rata-rata migor masih dijual di atas HET. Migor curah dijual Rp 21.050/liter, naik 9,35% atau Rp 1.800 dari sebelumnya. Migor kelas I belum terpantau harganya, sedang untuk kelas II Rp 21.650 atau tetap dengan harga sebelumnya.

Sementara di pasar tradisional, jika dirata-ratakan secara nasional, harga masih sama dengan sebelumnya. Migor curah dijual Rp 18.850/liter, kelas I Rp 21.100/liter, dan kelas II Rp 20.500/liter.

Pengamat ekonomi asal Kota Medan yang juga anggota PIHPS BI Perwakilan Sumut, Gunawan Benjamin, menyebutkan, perlawanan yang dilakukan pasar ini sesungguhnya dipicu oleh panic buying yang terjadi di tengah masyarakat.

"Selama penjualan migor harga baru masih terbatas di toko ritel modern, maka akan memicu kepanikan di masyarakat untuk membeli migor dalam jumlah yang melebihi batas konsumsi mereka secara wajar. Begitu mendapatkan informasi migor harga baru dijual di toko ritel tertentu, langsung diserbu," katanya.

Dia menilai perburuan migor oleh masyarakat adalah fenomena yang wajar.

"Tapi jangan dibiarkan terlalu lama. Distribusi atau penjualan migor dengan harga baru harus merata. Di sisi lain, masyarakat juga jangan ikut-ikutan panik," tegasnya. 


 

Komentar Via Facebook :