https://www.elaeis.co

Berita / Internasional /

Harga Minyak Sawit Naik, Kampanye Negatif Makin Masif

Harga Minyak Sawit Naik, Kampanye Negatif Makin Masif

Delegasi negara anggota CPOPC saat menggelar pertemuan secara hybrid (daring dan luring) (foto: CPOPC)


Jakarta, Elaeis.co - Tren peningkatan harga minyak sawit mentah atau CPO di pasar global sudah berlangsung sejak Juni 2020. Situasi itu berpengaruh langsung pada peningkatan harga tandan buah segar (TBS) produksi petani sawit.

Bagi negara-negara produsen sawit yang tergabung dalam Dewan Negara-negara Produsen Sawit atau Council Palm Oil Producing Countries (CPOPC), naiknya harga CPO berarti pendapatan meningkat. 

"Namun kami juga menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kampanye negatif yang semakin masif dan dikeluarkannya berbagai kebijakan dan regulasi yang menghambat produksi dan perdagangan minyak sawit khususnya di Uni Eropa," kata Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Dr Musdhalifah Machmud, dalam pernyataan resmi CPOPC yang diterima Elaeis.co, Minggu (24/10/2021).

Pernyataan Musdalifah itu disampaikan dalam pertemuan Tingkat Pejabat Tinggi atau Senior Officials Meeting (SOM) Ke-22 dalam format hybrid (daring dan tatap muka) pada Kamis (21/10/2021) lalu. 

Pertemuan itu dipimpin oleh Musdhalifah didampingi oleh YBhg. Datuk Ravi Muthayah selaku Sekretaris Jenderal Kementerian Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia, dan dihadiri oleh perwakilan negara-negara pengamat yaitu Kolombia, Ghana, Honduras, dan Papua New Guinea, secara daring.

Musdhalifah menyebutkan, CPOPC perlu memberikan perhatian serius dan merumuskan strategi yang lebih efektif bagi negara-negara produsen minyak sawit untuk menjawab tantangan tersebut. 

Apa yang dirasakan Indonesia ternyata juga dirasakan oleh Malaysia, produsen minyak sawit terbesar nomor dua dunia. YBhg. Datuk Ravi Muthayah selaku Sekretaris Jenderal Kementerian Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia juga menyambut baik kenaikan harga CPO.

Tetapi pihaknya juga prihatin melihat serangan terhadap sawit yang tidak pernah surut. Berkaitan dengan itu, Ravi Muthayah meminta CPOPC untuk melipatgandakan upaya dalam memberikan narasi yang lebih kuat untuk memerangi kampanye negatif.

"Negara-negara penghasil minyak sawit tidak boleh berpuas diri dan lengah dengan kompetitor," kata Ravi. 

Ia juga menyarankan agar seluruh produsen sawit menjunjung tinggi keberlanjutan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (TPB/SDGs), terutama yang berdasarkan pemikiran atau penelitian yang ofensif untuk membandingkan minyak sawit dengan minyak nabati lainnya. 

Dalam pertemuan itu semua pihak menyetujui sebagian besar program prioritas, termasuk yang terkait dengan promosi keberlanjutan kelapa sawit seperti upaya peningkatan kapasitas petani kecil, proyek penelitian, serta program komunikasi dan advokasi.

Semua peserta juga sepakat untuk menggelar pertemuan lebih lanjut guna membahas beberapa program dan kegiatan utama organisasi dan usulan CPOPC. Selain itu, kelak  akan dibahas juga masalah tata kelola perkebunan kelapa sawit. 


 

Komentar Via Facebook :