Berita / Sumatera /
Harga Naik Saat Sawit Sedang Trek, Petani Merasa Terbantu
Jakarta, Elaeis.co - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Aceh Tamiang mencapai level tertinggi. Kenaikan harga meningkatkan gairah perekonomian masyarakat di masa pandemi Covid-19.
Berdasarkan informasi dari sejumlah petani kelapa sawit, harga TBS yang sebelumnya Rp 2.170/kg naik menjadi Rp 2.220/kg.
“Ini yang tertinggi, biasanya kita menjual di bawah Rp 2.000/kg,” kata Asra, pemilik kebun kelapa sawit di Seruway, dikutip Serambinews.com.
Asra mengaku kenaikan harga tersebut sangat membantu karena sebagian pohonnya saat ini sedang mengalami trek. “Sebagian sedang trek, dengan naiknya harga jadi tertutupi,” ungkapnya.
Rinto Waris, penampung TBS kelapa sawit menjelaskan, tren kenaikan harga sudah terjadi sejak tiga bulan lalu. Menurutnya dalam periode itu, harga TBS di tingkat pabrik Aceh Tamiang tidak pernah berada di bawah Rp 2.000/kg.
“Tiga bulan terakhir harganya selalu di atas Rp 2 ribu,” katanya.
Menurutnya, kenaikan ini merupakan efek hukum dagang karena permintaan kelapa sawit tidak sebanding dengan kecukupan TBS.
“Selama ini luar negeri menahan pembelian CPO karena pandemi Covid-19. Ternyata pandemi berkepanjangan sehingga terjadi permintaan secara bersamaan,” sebutnya.
Di sisi lain kebutuhan CPO dalam negeri juga sedang tinggi-tingginya untuk kepentingan program biodiesel.
“Biodiesel kita menuju B40, ini juga menjadikan permintaan CPO tinggi sehingga memengaruhi harga,” lanjutnya.
Sebelumnya Bupati Aceh Tamiang, Mursil beberapa kali mengungkapkan apresiasinya terhadap pelaku perkebunan kelapa sawit karena telah menjadi salah satu penopang perekonomian daerah.
Dia mengaku bersyukur karena sebagian besar masyarakat Aceh Tamiang memiliki kebun kelapa sawit, sehingga tidak terlalu terpengaruh dengan kondisi ekonomi nasional yang sedang terpuruk akibat wabah Covid-19.
“Alhamdulillah harga sawit kita sedang bagus-bagusnya dan yang terpenting ini terjadi di masa pandemi Covid-19, sehingga sangat membantu masyarakat kita,” kata Mursil.
Komentar Via Facebook :