https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Harga Pinang di Riau Ngegas, Kejar Sawit dan Karet

Harga Pinang di Riau Ngegas, Kejar Sawit dan Karet

Harga Pinang di Riau Ngegas, Kejar Sawit dan Karet. Foto Elaeis.co


Pekanbaru, Elaeis.co - Seperti dipaparkan Dinas Perkebunan Riau, harga pinang kering (100%) kembali mengalami kenaikan di sejumlah wilayah di Bumi Lancang Kuning. Kenaikan ini bisa dibilang rutin terjadi, sebab Minggu lalu harga pinang juga cukup menggiurkan.

Kenaikan harga pinang itu terjadi di  Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak, Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Kepulauan Meranti. Kenaikannya mencapai Rp400/kg di bandingkan dengan harga pekan lalu. Dengan kenaikan itu, maka harga pinang saat ini dibandrol seharga Rp. 19.280,-/kg.

Terus membaiknya harga pinang di Riau saat ini, cukup menyita perhatian masyarakat. Sebab peluang bisnis yang dihadirkan dinilai cukup menjanjikan.

Melihat peluang itu, Wan Hamzah kini menanami lahan seluas dua hektar miliknya dengan tanaman pinang itu. Warga Siak itu menilai pinang adalah tumbuhan pertanian yang menjanjikan.

"Pinang ini komoditi ekspor yang tak kalah saing dengan sawit. Tapi buat yang akan beralih tani menanam pinang jangan tergiur dengan bibit murah, tapi carilah bibit yang berkualitas, agar mendapatkan hasil yang sesuai nanti," katanya.

Cerita Hamzah, Ia menanam pinang juga lantaran lahan yang dimilikinya tidak luas, hanya sekitar 2 hektar. Lantaran luasan lahan itu lah maka Hamzah memilih pinang untuk ditanam dibandingkan sawit. Terlebih setelah ia mencoba membandingkan hasilnya, 1 hektar pinang sama dengan 4 hektar sawit.

"Akhirnya kita coba bertanya baik lewat media sosial maupun konsultasi dengan teman-teman yang sudah lebih dulu berkecimpung, seperti di Jambi dan wilayah lainnya. Saat ini memang belum panen, tapi usia tanam sudah 3 tahun," bebernya.

Menurutnya, jika dirawat dengan sungguh-sungguh maka pinang sudah dapat dipanen setelah usia 4 tahun. "Maksimalnya lima tahunlah, karena tahun usia empat tahun itu baru belajar berbuah. Kita optimis komoditi ini akan lebih diminati ke depan nanti," tandasnya.

Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :