Berita / Nusantara /
Harga Porang Anjlok, Menteri Pertanian Mengaku Tak Tahu
Jakarta, Elaeis.co - Harga umbi porang dari petani mengalami penurunan yang sangat signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
Harga umbi porang saat ini hanya Rp7.000 per kilogram, padahal sebelumnya bisa mencapai Rp12.000 per kilogram. Bahkan, sebelumnya lebih tinggi lagi saat petani ramai menanam komoditas ekspor tersebut.
Terkait penurunan harga porang ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengaku tidak mengetahui kondisi tersebut.
Saat ditanya usai mengunjungi pabrik pengolahan porang di Kabupaten Madiun beberapa hari lalu, dia menyebutkan bahwa penurunan harga tersebut hanya faktor supply dan demand saja.
“Saya tidak sampai di sana [penurunan harga] dulu ya. Yang penting ini menghasilkan. Satu hektarnya menjanjikan hasil yang sangat besar,” katanya, dikutip Solopos.com.
Dia menuturkan, permintaan umbi porang tidak terbatas. Menurutnya, ketika ada satu negara yang menolak, komoditas porang dari Indonesia bisa dijual ke negara lain.
“Kita berharap harga porang bagus. Tetapi kami tidak boleh bergantung pada ekspor. Oleh karena itu, perlu melakukan end product atau produksi akhir, harus dilakukan di Indonesia,” jelasnya.
Sesuai arahan presiden, kata dia, umbi porang tidak boleh dijual ke luar negeri. Tetapi umbi porang harus diproses dan diolah terlebih dahulu. Sehingga saat diekspor sudah dalam bentuk produk akhir, seperti tepung maupun beras porang.
“Kita tahu beras porang harganya mahal banget. Terutama yang diimpor dari Jepang. Shiratake, itu mahal banget, di atas Rp200.000 per kilogram dan presiden berharap pasti bisa dilakukan,” katanya.
Untuk saat ini, PT Asia Prima Konjac yang merupakan pabrik pengolahan porang di Kabupaten Madiun akan mengembangkan produknya dari chips dan tepung menjadi beras porang. Dia berharap perusahaan tersebut tahun depan bisa menghasilkan beras porang.
“Beras ini memang beras yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi kita. Karena itu bebas kalori, karbonya rendah, gulanya rendah, sangat sehat dikonsumsi terutama bagi yang sakit,” jelasnya.
Komentar Via Facebook :