Berita / Sumatera /
Harga Pupuk Masih Mahal di Bengkulu
Bengkulu, elaeis.co - Petani kelapa sawit di Bengkulu masih keluhkan harga pupuk non subsidi yang mahal.
Ketua Apkasindo Bengkulu, Jakfar juga tidak menmapik hal itu. Ia mengatakan kendati harganya saat ini sudah diturunkan, namun petani masih menganggap terlalu mahal.
Seperti pupuk urea harganya saat ini Rp 12.200 per kilogram, pupuk ZA Rp 11 ribu per kilogram, pupuk NPK Rp 19 ribu per kilogram, dan pupuk SP 36 Rp 13.000 per kilogram.
"Memang masih terasa mahal bagi para petani. Seharusnya harganya bisa lebih murah lagi, minimal Rp 3 ribu per kilogram," ujar Jakfar kepada elaeis.co, Senin (23/10).
Jakfar mengatakan, harga pupuk masih dikeluhkan petani meski harga TBS sawit mulai naik menjadi Rp2 ribu per kilogram.
"Biaya perawatan masih tinggi. Harga pupuk segitu masih tergolong mahal. Seperti harga pupuk ZA yang masih dibandrol Rp550 ribu lebih per sak, kan masih mahal itu," ujarnya.
Jakfar mengaku, dampak dari harga pupuk yang masih tinggi menyebabkan perawatan kebun tidak optimal. Imbasnya berdampak pada penurunan hasil produksi. "Hal ini juga berimbas pada pendapatan petani," kata Jakfar.
Misalnya, kata Jakfar, petani yang punya kebun seluas 7 hektar, hanya mendapatkan hasil 4 ton TBS sawit. Mestinya, dalam satu hektar dapat menghasilkan minimal 1 ton TBS.
Ini menunjukkan penurunan produktivitas signifikan sejak harga pupuk melonjak. Jika petani tetap memaksakan membeli pupuk, juga akan tetap rugi.
"Jika hasil panen hanya 4 ton dengan harga Rp 2 ribu per kilogram, maka petani hanya bisa mendapat Rp 8 juta. Nah, Rp 6 jutanya dimanfaatkan untuk membeli pupuk dan perawatan kebun," jelas Jakfar.
Untuk itu Jakfar berharap agar pemerintah dapat lebih peduli terhadap para petani kelapa sawit, agar tidak semakin terpuruk.
"Pemerintah harus hadir di tengah-tengah petani di Bengkulu, lihat bagaimana kondisi petani saat ini," tandasnya.
Komentar Via Facebook :