https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Harga Pupuk Meroket, Petani Tak Bisa Lakukan Perawatan

Harga Pupuk Meroket, Petani Tak Bisa Lakukan Perawatan

Petani mempersiapkan pupuk bersubsidi di area persawahan Indrapuri, Aceh Besar. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra


Padang, elaeis.co - Tingginya harga pupuk di Sumatera Barat (Sumbar) membuat petani kelapa sawit kesulitan untuk melakukan perawatan. Bahkan cenderung tidak mampu melakukan perawatan.

Harga pupuk di wilayah berjuluk Ranah Minang itu kini untuk KCL sudah berada diangka Rp870 ribu/50kg. Sementara NPK sudah bertengger di harga Rp1 juta/50kg

"Sepertinya belum ada yang jalan melakukan pemupukan. Harganya tidak terjangkau petani," ujar Ketua DPD APKASINDO Sumbar, Jufri Nur kepada elaeis.co, Sabtu (18/6).

Disamping harga pupuk yang tinggi, harga kelapa sawit justru semakin anjlok beberapa pekan belakangan. Hal ini tentu menambah beban petani.

"Akhirnya petani ya membiarkan saja kebun kelapa sawitnya. Lagian untuk apa kita keluarkan biaya mahal untuk perawatan namun harga hasil kebun justru rendah. Kan tidak sebanding," tuturnya.

Dirincinya, dalam satu hektar kebun kelapa sawit saja setidaknya membutuhkan 5-6 karung pupuk masing-masing varian tadi. Itu juga tergantung dosis yang diberikan petani. Jika diakumulasikan dengan harga maka tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan petani.

Bagi petani bermitra masih agak lumayan kata Jufri. Sebab harga masih mengikuti harga penetapan dinas perkebunan. Namun untuk petani swadaya pasti akan memberatkan.

"Pusing petani sekarang," tandasnya.

Komentar Via Facebook :