https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Harga Pupuk Selangit, Petani Sawit Menjerit

Harga Pupuk Selangit, Petani Sawit Menjerit

Kebun sawit milik Basri di Desa Kota Intan yang sudah memasuki masa pemupukan. Foto: Yahya/elaeis.co


Pasir Pangaraian, elaeis.co - Saat harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Rokan Hulu (rohul), Riau, mencapai Rp 3.450/kg dan terus naik hingga Rp 3.900/kg beberapa bulan lalu, harga pupuk subsidi maupun non subsidi juga ikut melonjak.

Anehnya, saat harga TBS anjlok jelang lebaran kemarin, harga pupuk malah terus naik sehingga banyak yang curiga para pengecer memainkan harga.

Basri, petani sawit di Desa Kota Intan, Kecamatan Kunto Darussalam, mengatakan, harga pupuk non subsidi saat ini sangat mahal untuk ukuran petani.

"Memang kalau untuk pupuk subsidi bantuan pemerintah, tidak terlalu mahal. Tapi non subsidi naiknya luar biasa, Bayangkan, hampir mendekati satu juta rupiah. Ini sangat tidak wajar," katanya kepada elaeis.co, Sabtu (4/6).

Ia mengaku terpaksa menggunakan pupuk non subsidi karena tak cukup kalau hanya mengandalkan pupuk subsidi.

"Pupuk subsidi itu kan dijatah, makanya kita selalu membeli pupuk non subsidi. Bayangkan sekarang ini pupuk jenis KCL harganya Rp 960 ribu per zak. Padahal harga sawit saat ini belum bisa dikatakan normal, di tingkat petani masih Rp 1.990/kg," keluhnya.

Tidak hanya itu, kata Basri, harga pupuk urea non subsidi juga dijual mahal oleh pengecer, Rp 600 ribu hingga Rp 750 ribu per zak.

"Biasanya, untuk jenis pupuk urea non subsidi dijual antara Rp 300 ribuan hingga Rp 400 ribuan per zak, sekarang ampun mahalnya. Kemudian NPK Kebomas dari Rp 270 ribu per karung menjadi Rp 550 ribu, Pupuk NPK mutiara dari Rp 500 ribu per karung menjadi Rp 980 ribu per karung," sebutnya.

"Akibat kenaikan harga seperti itu, petani tidak bisa menutupi biaya produksi. Kami berharap agar harga turun dan kembali stabil," tambahnya.

 

Komentar Via Facebook :