https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Harga Referensi CPO Menguat 3,19 Persen, Kemarau Salah Satu Faktor Pemicunya

Harga Referensi CPO Menguat 3,19 Persen, Kemarau Salah Satu Faktor Pemicunya

CPO diperiksa pihak karantina sebelum diekspor. foto: Karantina Merauke


Jakarta, elaeis.co – Harga referensi produk  minyak  kelapa  sawit  (crude  palm  oil/CPO)  untuk penetapan  bea  keluar  (BK)  dan  tarif  Badan  Layanan  Umum  Badan  Pengelola  Dana  Perkebunan Kelapa Sawit (BLU BPDPKS) atau biasa dikenal sebagai Pungutan Ekspor (PE) periode 1–15 Juli 2023 ditetapkan USD  747,23/MT. Nilai tersebut menguat USD 23,78  atau  3,29 persen  dari  periode  16–30  Juni 2023.

Penetapan harga referensi CPO tersebut tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1125 tahun  2023  tentang Harga  Referensi Crude  Palm  Oilyang  Dikenakan  Bea  Keluar  dan  Tarif Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

Selain  itu,  minyak  goreng (refined,  bleached,  and  deodorized/RBD palm  olein)  dalam  kemasan bermerek dan dikemas dengan berat netto ≤25 kg dikenakan BK USD 0/MT. Pengenaan BK tersebut diterapkan untuk merek sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan  Nomor 1126 Tahun 2023 tentang Daftar Merek Refined, Bleached, and Deodorized (RBD) Palm Olein dalam Kemasan Bermerek dan Dikemas dengan Berat Netto ≤ 25 Kg.

“Saat ini, harga  referensi CPO  mengalami peningkatan yang menjauhi ambang  batas sebesar USD 680/MT. Untuk itu, merujuk pada PMK yang berlaku saat ini, pemerintah mengenakan BK CPO sebesar USD 18/MT dan PE CPO sebesar USD 75/MT untuk periode 1—15 Juli 2023,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Budi Santoso.

BK CPO periode 1–15 Juli 2023 merujuk pada Kolom Angka 3 Lampiran Huruf C Peraturan Menteri Keuangan   Nomor   39/PMK/0.10/2022   jo.   Nomor   123/PMK.010/2022   sebesar USD   18/MT. Sementara itu, PE CPO periode 1–15 Juli 2023 merujuk pada Lampiran Huruf C Peraturan Menteri Keuangan Nomor Nomor 103/PMK.05/2022 jo. 154/PMK.05/2022 sebesar USD 75/MT.

"Peningkatan harga   referensi CPO   dipengaruhi   beberapa   faktor, diantaranya kekhawatiran pasar atas  produksi  CPO  yang  menurun  akibat cuaca kering  dan  panas  dan  adanya peningkatan impor CPO di India," kata Budi.
 

Komentar Via Facebook :