Berita / Sumatera /
Harga Sawit Ambrol, Anak Petani Khawatir tak Bisa Bayar SPP
Tembilahan, elaeis.co - Muhammad Yasin, anak petani asal Desa Benteng, Kecamatan Sungai Batang, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, terpaksa mengelus dada lantaran harga sawit sudah sangat tidak wajar.
Pabrik sawit di daerah itu baru buka pada hari ini, Selasa (10/5), tapi ia kaget dengan harga TBS yang ditetapkan.
"Harga sawit kini cuma Rp 700/kg. Pusing saya, dengan harga segitu, manalah cukup untuk bayar SPP kuliah," katanya kepada elaeis.co.
Menurutnya, harga sawit di kampungnya separuh dari daerah yang berdekatan dengan pabrik sawit. “Harga di pabrik Rp 1.600/kg, kalau toke di dekat-dekat pabrik beli harga Rp 1.400/kg," ungkapnya.
Yasin pulang ke kampung halaman di masa libur kuliahnya untuk membantu ayahnya memanen sawit. Mahasiswa Universitas Jambi ini menyebut, daerahnya jauh dari lokasi pabrik sehingga TBS sawit dibeli toke dari petani sangat murah.
“Jarak ke pabrik itu sekitar 60 kilometer, jalannya hancur pula. Bisa makan waktu sampai 4 jam," ungkapnya.
"Ke kebun kami mobil tidak bisa masuk. Jadi buah harus dilangsir pakai pick up ke jalan besar. Setelah buah terkumpul di jalan besar, nantinya akan diangkut dan diantar ke pabrik menggunakan truk,” tambahnya.
Dia dan petani sawit lain di desanya berharap harga kembali normal supaya bisa memenuhi kebutuhan biaya sekolah.
"Tidak muluk-muluk harus tinggi, tapi normal dan stabil saja. Jangan naik-turun tiba-tiba, kasihan petani. Sekarang sawit sudah kayak tidak ada harganya,” keluhnya.
Karena penghasilan yang makin merosot, menurutnya, petani di tempatnya pun kini hanya sanggup membeli pupuk murah. “Cuma pakai pupuk abu yang harganya Rp 80.000,” ujarnya.
“Tolonglah pemerintah daerah buat aturan yang tegas supaya petani kecil tidak sengsara, buat pergub atau apalah untuk bikin semua normal dan stabil,” tambahnya.
Komentar Via Facebook :