https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Harga Sawit Anjlok, Jangan Sampai Kebun Disita

Harga Sawit Anjlok, Jangan Sampai Kebun Disita

Gundra Irawan, Ketua DPD Sawit Masa Depanku (Samade) Inhu. Foto: Ist.


Rengat, elaeis.co - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Riau anjlok. Berdasarkan penetapan dari Dinas Perkebunan Provinsi Riau, terjadi penurunan harga TBS hingga mencapai 12,27 % atau sebesar Rp 520,98 dibandingkan harga minggu lalu. Sepekan ke depan, atau periode 23 sampai 29 Maret, harga TBS untuk usia tanam 20 tahun ditetapkan Rp 3.723,81/kg.

Anjloknya harga membuat pekebun sawit kecil di Kabupaten Indragiri Hulu (inhu) was-was. Pasalnya, sejumlah petani menggadaikan sertifikat tanah ke bank demi menunjang kebutuhan keluarga.

Gundra Irawan, Ketua DPD Sawit Masa Depanku (Samade) Inhu, mengingatkan petani kecil agar menjadikan anjloknya harga saat ini sebagai pelajaran. Petani tidak boleh terlena dan mengedepankan gaya hidup di saat harga sawit tinggi.

"Harus pandai mengelola keuangan secara optimal. Jangan karena saat harga sawit menjanjikan, lalu kebutuhan yang tidak terlalu penting pun dibeli lewat jalur pinjaman bank. Nah, tiba waktunya harga turun, mati-matian putar otak supaya bisa bayar cicilan. Kan prihatin melihat yang seperti itu," katanya kepada elaeis.co, Selasa (22/3/22).

Menurutnya, penurunan harga sawit menjadi Rp 3.723,81/kg mungkin tidak terlalu dirasakan oleh petani swadaya yang memiliki kebun sawit luas dan hasil panennya bagus.

"Tapi kalau di bawah 2 hektare, hasil penjualan TBS hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Kalau ditambah biaya anak sekolah serta cicilan lainnya, pasti mengeluh," katanya.

"Seperti kata pepatah, mencegah sebelum mengalami lebih baik ketimbang mencarikan solusinya. Kalaulah hasil produksi sawit tidak mampu menopang utang, jangan terima tawaran dari pihak bank. Jangan sampai petani mengalami penyitaan aset," tambahnya. 


 

Komentar Via Facebook :