Berita / Sumatera /
Harga Sawit Anjlok, Ketua LAMR Adukan Penderitaan Anak-kemenakan
Rengat, elaeis.co - Anjloknya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit, memicu kegaduhan di tengah petani. Miris melihat penderitaan anak-kemenakan yang menggantungkan hidup dari perkebunan sawit, Ketua Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Indragiri Hulu (inhu), Datuk Seri Marwan, pun turun gunung.
Dia mengadukan hal tersebut ke Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Gulat Mendali Emas Manurung, Kamis (5/5) lalu. Dia berharap organisasi itu mendesak pemerintah menjatuhkan sanksi kepada korporasi yang semena-mena menetapkan harga TBS.
" Saya berangkat ke Pekanbaru didampingi pengurus Apkasindo Inhu menyampaikan kekhawatiran anak-kemenakan atas turunnya harga TBS sejak 22 April lalu," katanya kepada elaeis.co, Ahad (8/5).
Dia menuturkan, sebelum lebaran kemarin, harga TBS kelapa sawit milik petani swadaya berkisaran Rp 800 - 1.250/kg. Sebelumnya di angka Rp 3.000/kg.
"Apa yang bisa dibuat anak cucu kita dengan harga segitu? Kebutuhan biaya hidup, ditambah uang sekolah, serta perawatan kebun, tidak bisa ditutupi penghasilan dari kebun sawit," ucapnya.
Dia sangat berharap Apkasindo memperjuangkan keadilan bagi petani sawit.
"Tidak mudah bagi saya mendudukkan persoalan ini kepada korporasi. Saya sebagai datuk mendorong Apkasindo menolong semua petani sawit dalam mencari keadilan," harapnya.
Gulat sendiri menyebutkan kondisi yang dialami petani saat ini adalah imbas dari kebijakan larangan ekspor minyak goreng dan bahan bakunya.
"Kebijakan ini bisa dimaklumi karena memang untuk kepentingan rakyat Indonesia. Tetapi petani juga berharap tindakan nyata kementerian terkait supaya semua korporasi taat dengan aturan yang ada," tuturnya.
Supaya persoalan ini tidak semakin keruh, Gulat mengingatkan kepada perusahaan eksportir CPO sawit, perusahaan pembeli CPO dari pabrik-pabrik sawit, dan petani sawit yang berjumlah 16 juta orang dari Sabang sampai Merauke agar bersatu dengan slogan ' Sawit Adalah Kita'.
"Ayok sama-sama mencegah, jangan sebaliknya saling adu kuat karena yang menang menjadi arang dan kalah jadi abu. Itu harapan kepada Presiden Joko Widodo dari petani sawit," tandasnya.
Komentar Via Facebook :