Berita / Sumatera /
Harga Sawit di Bengkulu Bagus, Permintaan Kendaraan Angkutan Sepi Peminat, Ini Penjelasannya!
Bengkulu, elaeis.co - Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Bengkulu tercatat cukup bagus mencapai Rp 2.200 per kilogram. Meski begitu, bagusnya harga tidak mendorong meningkatnya permintaan kendaraan angkutan sawit. Bahkan permintaan kendaraan angkutan hingga saat ini masih sepi dan belum mengalami peningkatan yang signifikan.
Marketing Kangaroo Motor Bengkulu, Subagio mengatakan, permintaan kendaraan angkutan jenis pickup untuk di Kangaroo Motor Bengkulu masih sepi dan belum mengalami peningkatan. Padahal harga TBS kelapa sawit sudah meningkat.
"Biasanya permintaan kendaraan angkutan meningkat, ini belum ada peningkatan sama sekali," kata Bagio, Rabu 21 Februari 2024.
Bagio mengaku, jenis kendaraan yang cukup banyak diminati masyarakat yakni jenis pickup. Namun, akhir-akhir ini permintaan kendaraan pickup masih sepi pembeli.
"Biasanya kalau harga sawit bagus masyarakat banyak membeli kendaran Pickup," ujar Bagio.
Ia menduga, sepinya permintaan kendaran Pickup disebabkan banyak masyarakat membeli mobil seken ketimbang baru. Sebab harga mobil seken lebih terjangkau dibandingkan baru.
"Kami menduga karena banyak masyarakat yang beli mobil seken ketimbang mobil baru," tutur Bagio.
Dalam upaya meningkatkan penjualan, Ia mengaku, Kangaroo Motor Bengkulu menghadirkan penawaran khusus, yaitu memberikan DP khusus setiap pembelian unit kendaraan jenis pickup atau angkutan baru pada awal tahun 2024 ini. Dalam penawaran ini, setiap pembelian unit kendaraan baru, seperti Suzuki Pickup, akan diberikan DP sebesar Rp 10 juta.
"Penawaran ini diharapkan dapat memancing minat lebih banyak pelanggan yang sedang mencari kendaraan angkutan sawit berkualitas," tutur Bagio.
Bagio berharap, penawaran DP khusus dari Kangaroo Motor Bengkulu dapat menjadi dorongan bagi masyarakat yang ingin memiliki kendaraan angkutan di Bengkulu. Selain itu, penawaran ini diharapkan dapat segera meningkatkan permintaan kendaraan.
"Semoga masyarakat membeli kendaran angkutan baru dan bisa dimanfaatkan untuk mengangkut TBS kelapa sawit," pungkasnya.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi di Bengkulu, Prof Ahmad Badawi Saluy SE MM mengatakan, rendahnya permintaan kendaraan bukan disebabkan masyarakat tidak memiliki uang. Namun karena mereka berpikir membeli kendaraan angkutan baru bukan hal yang harus dilakukan selama kendaraan seken masih layak digunakan.
"Ini bukan perkara mereka ga mau kendaraan angkutan baru atau tidak punya uang, tapi mereka punya pertimbangan untuk membeli kendaraan seken," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :