https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Harga Sawit Naik, Sejumlah Petani Batal Ikut PSR

Harga Sawit Naik, Sejumlah Petani Batal Ikut PSR

Ilustrasi replanting kebun sawit (TribunKaltim.co)


Jakarta, Elaeis.co - Sudah mendaftar, sejumlah petani kelapa sawit di Desa Lubuk Talang, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, batal mengikuti Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Keputusan itu tak lepas dari tren harga tandan buah segar (TBS).

“Ada beberapa pekebun yang batal mengikuti PSR karena harga sawit naik,” kata Kasi Produksi dan Proteksi Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Muhammad Asri, dikutip Antara.

Menurutnya, Kelompok Tani (poktan) Harapan Bersama di Desa Lubuk Talang sebelumnya mengusulkan peremajaan atau replanting untuk lahan seluas sekitar 70 hektar karena tanaman kelapa sawitnya tidak produktif akibat menggunakan bibit asalan dan sudah berusia tua.

Karena beberapa pekebun anggota poktan itu membatalkan keikutsertaan di program PSR, maka luas kebun sawit yang diusulkan mendapatkan bantuan replanting menyusut menjadi 67 hektar.

“Sejumlah petani mengundurkan diri sebagai calon penerima dana PSR karena mereka masih membutuhkan hasil panen sawit,” bebernya.

Ia menambahkan, beberapa petani sawit yang batal ikut itu sebelumnya mengajukan usulan PSR karena umur tanamannya sudah di atas 25 tahun.

“Meskipun umur sudah tua, namun hasil panennya masih lumayan sehingga petani batal mengikuti program PSR,” jelasnya.

Selain Poktan Harapan Bersama, ada dua poktan lainnya yang saat ini usulan PSR-nya sedang diproses oleh Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko. Yakni Poktan Tandan Mas dengan luas lahan 80 hektar dan Poktan Sejahtera dengan lahan sekitar 90 hektar. Kedua poktan ini berasal dari Desa Lubuk Pinang, Kecamatan Lubuk Pinang.

Tahun ini Dinas Pertanian Mukomuko menargetkan PSR seluas 1.500 hektar. Namun sejauh ini baru sekitar 345 hektar kebun sawit yang sudah memenuhi persyaratan untuk mendapatkan bantuan dana replanting.


 

Komentar Via Facebook :