https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Harga Sawit Naik, Truk Berjubel, PKS Terpaksa Buka Tutup

Harga Sawit Naik, Truk Berjubel, PKS Terpaksa Buka Tutup

Truk mengantre menunggu diizinkan mengantar TBS ke pabrik kelapa sawit. Foto: Ist.


Pasir Pangaraian, elaeis.co - Antrean kendaraan angkutan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di pabrik kelapa sawit (PKS) PT Musimas di Rokan Hulu (rohul), Riau, makin panjang. Sudah sejak dua hari lalu antrean truk tak ada habisnya.

Itu sebabnya hingga tiga hari ke depan PKS ini tidak lagi menerima SP atau surat pengantar TBS. Penerimaan TBS akan kembali dibuka setelah antrean yang ada saat ini kelar.

"Antrean tersebut dipicu oleh naiknya harga TBS yang cukup besar di PKS itu, sehingga para pengusaha atau toke sawit dan petani dari berbagai daerah berebut mengantar buahnya ke sana," kata Ketua PPSKS Rohul, Iksan, kepada elaeis.co, Kamis (7/7).

"PKS itu akan buka lagi tanggal 10 Juli nanti. PKS ini buka tutup selama jangka waktu yang mereka tentukan, akibatnya truk angkutan terpaksa mengantre. Ditunggu dulu yang antre itu selesai, baru dibuka lagi. Alasannya daya serap PKS masih belum normal," tambahnya.

Dia menjelaskan, dibanding PKS lain yang beroperasi di Rohul, harga di PKS Musimas lebih menggiurkan. 

"Di situ Rp 1.650/kg, sementara di PKS lain harga TBS rata-rata masih di angka Rp 1.100 sampai Rp 1.300/kg," sebutnya.

"Di tempat lain harga TBS belum normal, tapi di PT Musimas sudah lumayan. Makanya para pengusaha sawit rela mengantri, bahkan ada yang sudah sejak dua hari lalu belum pulang dari PKS tersebut," tambahnya.

Kenaikan harga di PKS itu secara otomatis membuat pengusaha peron di wilayah tersebut ikut menaikkan harga TBS.

"Kalau di PKS yang satu ini, soal harga tidak ada masalah, malah tergolong mahal. Sekarang yang jadi masalah adalah antrean masuk PKS, anggota kita sampai 2 hari di sana. TBS menumpuk, mobil banyak, antrean jadi panjang. Itu susahnya," keluhnya. 

Dia berharap pemerintah daerah segera membantu perusahaan agar mempercepat penyerapan TBS pekebun dan kondisi ini bisa segera terselesaikan.

 

Komentar Via Facebook :