Jakarta, Elaeis.co - Petani sawit di Desa Karya Mulya, Kecamatan Rambang Kapak Tengah, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, merasa seperti ketiban durian runtuh. Jika sebelumnya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di desa itu normalnya sekitar Rp 1.200/kg, kini melonjak dua kali lipat menjadi Rp 2.400/kg.

Kenaikan harga sawit ini membuat para petani bergairah, berlomba-lomba memanen dan menjual buah sawitnya kepada pengepul di desa. Kenaikan harga tersebut bahkan menurut para petani menjadi tertinggi dalam sejarah.

"Sejak dua tahun terakhir, ini yang tertinggi. Di tahun 2019 harga TBS malah sempat Rp 600/kg. Alhamdulillah sekarang naik menjadi Rp 2.400/kg," kata Ahmad, dikutip Sripoku.com.

Ahmad dan para petani lain berharap kenaikan harga tersebut tidak terjadi sesaat saja namun akan terus demikian bahkan makin naik.

"Harga tetap bertahan seperti ini sudah bersyukur, malah kalau boleh kami berharap terus naik dan tidak anjlok seperti dulu," tukasnya.

Ditanya kenapa harga mengalami kenaikan signifikan, petani sawit ini mengaku tidak mengetahui apa penyebabnya. "Kita tidak tahu, yang jelas kita senang sawit naik," tuturnya.

Sementara itu, pengepul TBS sawit di Desa Karya Mulya, Hariyono menjelaskan, kenaikan harga TBS kelapa sawit sudah berlangsung sejak beberapa pekan terakhir.

"Kalau penyebabnya, kata orang karena kelapa sawit bisa jadi energi cadangan untuk bahan bakar. Ada juga yang menyebutkan karena kebutuhan minyak sayur meningkat. Tapi kalau pastinya, saya tidak tahu juga," ujarnya.

Ditanya berapa harga TBS di tingkat pengepul, Hariyono menuturkan dirinya membeli TBS dari petani dengan harga yang bervariasi sesuai dengan kualitas TBS sawit.

"Untuk harga bervariasi. Ada yang kita beli Rp 2.300/kg, ada yang Rp 2.400/kg, sesuai dengan kualitasnya," jelasnya.

Hariyono mengatakan, TBS sawit yang dibelinya tersebut dijual ke pabrik seharga Rp 3.100/kg. "Kita bersyukur juga sejak harga sawit naik, produksi petani cenderung meningkat," tambahnya.