https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Harga TBS Ditingkat Petani di Bengkulu Rendah, Ini Alasannya!

Harga TBS Ditingkat Petani di Bengkulu Rendah, Ini Alasannya!

Pekerja sedang muat TBS Kelapa Sawit di salah satu RAM di Kabupaten Bengkulu Tengah. Foto: Sangun Doya


Bengkulu, Elaeis.co - Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit ditingkat petani saat ini masih rendah diangka Rp 2.200 per kilogram. Padahal harga TBS kelapa sawit ditingkat pabrik telah diatas Rp 2.500 per kilogram.

Salah Satu Pemilik RAM TBS Sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah, Berlian Utama mengatakan, membeli TBS kelapa sawit lebih rendah dibandingkan dengan harga ditingkat pabrik karena ingin mencari keuntungan. Karena jika dirinya membeli TBS kelapa petani sama dengan harga pabrik maka dirinya tentu saja rugi.
"Masa kami beli TBS kelapa sawit milik petani sama seperti harga di pabrik, rugilah kami, namanya usaha pasti cari untung," kata Berlian, Senin 11 Maret 2024.

Baca Juga: Dukung Petani di Bengkulu Membudidayakan Padi Gogo di Lahan Kelapa Sawit

Selain itu, biaya operasional truk angkutan sawit saat ini meningkat. Sebab harga BBM non subsidi terus berfluktuasi.
"Karena ada kenaikan biaya operasional pada kendaraan truk angkutan sawit maka kami beli lebih rendah Rp 300 hingga Rp 400 per kilogram," ujar Berlian.

Baca Juga: Tanam Padi Gogo, Petani Sawit di Bengkulu Bisa Untung Rp 39,6 Juta

Padahal sebelumnya, menurut Berlian, pihaknya biasa mengambil TBS kelapa sawit di petani bisa mencapai Rp 2.300 per kilogram. Namun karena harga Dexlite di Bengkulu saat ini telah mencapai Rp 15.250 per liter, maka tidak mungkin membeli TBS sesuai harga ketetapan pemerintah yakni Rp 2.400 per kilogram.
"Kalau biasanya kita ambil jarak harga Rp 200 perkilogram dari harga pabrik, sekarang jadi Rp 300 hingga Rp 400 per kilogram," kata Berlian.

Berlian berharap, agar aturan yang sangat memberatkan para pemilik kendaraan jenis dump truk pribadi dapat dipermudah. Sebab larangan pembelian BBM bersubsidi tidak hanya berdampak ke bisnisnya, namun juga ke petani kelapa sawit di Bengkulu.
"Harusnya ada pembeda mana pemilik mobil punya perusahaan mana pemilik pribadi, jadi kami juga bisa terbantu," tutupnya.

Sementara itu Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Bengkulu, Jakfar mengaku, larangan pembelian BBM subsidi ke pengepul TBS kelapa sawit tentu saja memberikan dampak ke harga TBS kelapa sawit di Bengkulu. Menurutnya, harusnya pemerintah tidak serta merta memberikan larangan, tetapi dapat melihat dampak dari larangan tersebut.
"Itu tentu berdampak ke harga TBS ditingkat petani, harganya tentu turun jauh dibandingkan harga yang ditetapkan," kata Jakfar.

Jakfar berharap, petani di Bengkulu agar tidak terlalu rugi dapat menjual TBS kelapa sawitnya langsung ke Pabrik. Pasalnya jika menjualnya melalui pengepul maka akan sangat rendah.
"Kami sarankan jualnya langsung ke pabrik, ya bisalah di desa saling koordinasi, misalnya terkumpul 3 ton langsung dijual ke sana," tutupnya.


 

Komentar Via Facebook :