Berita / Nusantara /
Harga TBS Harus Disesuaikan dengan Kenaikan BBM
Bengkulu, elaeis.co - Partai Keadilan Sejahtera
(PKS) akan terus memperjuangkan nasib petani kelapa sawit di Bengkulu. Salah satunya terus mendorong pemerintah untuk menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Pasalnya kenaikan harga BBM sangat mempengaruhi daya beli petani kelapa sawit. Sebab harga TBS kelapa sawit di tingkat petani belum begitu membaik.
Ketua DPW PKS Bengkulu, H Sujono SP MSi mengaku, keputusan pemerintah menaikan harga BBM subsidi jenis Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter dan Solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter adalah kebijakan yang kurang tepat.
"Naiknya harga BBM menyebabkan harga sejumlah komoditas pangan ikut naik," kata Sujono kepada elaeis.co, kemarin.
Naiknya harga komoditas pangan tersebut nantinya akan mempengaruhi pendapatan para petani kelapa sawit. Sementara saat ini harga TBS kelapa sawit ditingkat petani masih di bawah Rp 1.500 per kilogram.
"Saya bingung dengan keputusan yang diambil Presiden Jokowi, kenapa bisa-bisanya menaikkan harga BBM di situasi dan kondisi yang tidak menentu saat ini," ujarnya.
Ia mengaku, pemerintah boleh saja menaikkan harga BBM, namun harga komoditas perkebunan seperti kelapa sawit juga ikut dinaikkan. Jika tidak dinaikkan maka yang merasakan dampak dari kenaikan ini adalah petani.
"Petani kelapa sawit di Bengkulu sangat terdampak atas kenaikan harga BBM. Kalau pemerintah adil, harusnya harga TBS ikut dinaikkan," tuturnya.
Oleh Sebab itu, ia meminta, kepada pemerintah untuk menaikkan harga kelapa sawit. Sebab harga TBS di tingkat pabrik sebesar Rp 2 ribu per kilogram masih terlalu murah.
"Makanya kita minta harga sawit dinaikkan sampai Rp 3 ribu, baru masyarakat akan sejahtera. Kalau itu tak bisa dilakukan, turunkan harga BBM," tutupnya.
Komentar Via Facebook :