Berita / Sumatera /
Harga TBS Lambat Naik, Dikhawatirkan Sawit akan Ditebang
Bengkulu, elaeis.co - Petani kelapa sawit di Bengkulu mengeluh karena harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit sangat sulit naik. Kalaupun naik, pergerakannya lambat. Berbanding terbalik dengan ketika harga TBS turun, anjloknya sangat cepat sekali.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Provinsi Bengkulu, Jakfar mengatakan, pemerintah harus berbuat sesuatu supaya harga TBS petani naik lagi. Awal tahun ini petani masih menikmati harga tinggi, tapi harga TBS anjlok tiba-tiba karena harga migor tinggi dan ekspor CPO dilarang.
Meski sekarang ekspor sudah dibuka lagi, namun harga TBS tetap rendah.
"Kita bingung, pada saat anjlok, turunnya cepat sekali. Nah pas naik, naiknya lambat sekali. Bahkan saat ini harga TBS masih bertahan di bawah Rp 1.880 per kilogram," kata Jakfar, kemarin.
Lima tahun lalu, katanya, harga TBS pernah anjlok Rp 700 dan petani benar-benar rugi. "Beberapa bulan yang lalu harga TBS anjloknya antara Rp 1.000 sampai Rp 1.600/kg," sebutnya.
Diakuinya, harga TBS saat ini masih memberi sedikit keuntungan bagi petani. Tetapi dengan harga pupuk dan herbisida yang naik tinggi sekali, keuntungan itu habis.
"Kalau harga TBS tidak mencapai Rp 2.500/kg, maka kejadian 5 tahun lalu akan terulang lagi, petani akan menebang sawitnya," katanya.
Menurutnya, petani bisa saja menebang sawit dan digantikan komoditas lain karena banyak pilihan yang lebih menguntungkan. Berbeda dengan Jambi, Riau, dan Kalimantan, yang petaninya tidak punya banyak pilihan.
"Kita tanam padi hasilnya sama seperti kelapa sawit, bahkan lebih tinggi. Tanam pisang, pedagang pisang akan datang untuk dibawa ke Jakarta. Tanam apa saja pasti ada pedagang yang datang menampung," ujarnya.
Komentar Via Facebook :