Jambi, elaeis.co - Keluhan tentang murahnya harga tandan buah segar (TBS) sawit masih terus terdengar.

Meskipun harga yang ditetapkan Dinas Perkebunan (disbun) sudah lumayan tinggi, namun di lapangan harga yang diterima petani belum sesuai dengan harapan.

Suhaili, seorang petani sawit di Kecamatan Renah Mendaluh, Kabupaten Tanjungjabung Barat, Jambi, mengatakan, 2 pekan berlalu, kebijakan Pungutan Ekspor (PE) USD 0 nyatanya belum mampu mendongkrak harga TBS petani di daerahnya.

"Di sini TBS di tingkat petani masih dihargai Rp 1.200/kg. Masih jauh dari harga disbun, pekan ini untuk TBS umur 10-20 tahun ditetapkan sebesar Rp 1.847,36/kg," katanya, Selasa (2/8). 

Petani sawit lainnya, Wan Hendri, menilai, murahnya harga sawit tak lepas dari besarnya beban pajak yang diterapkan oleh pemerintah. 

"Penghapusan PE CPO, kalau kita lihat, itu hanya menghilangkan potongan untuk Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Sekarang masih ada pajak ekspor sebesar USD 288/ton CPO," katanya.

"Seharusnya pemerintah juga menerapkan aturan kepada perkebunan sawit BUMN, supaya seluruh hasil TBS-nya dipakai untuk produksi minyak goreng," tambahnya.