https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Harga TBS Melesat, PSR Dikhawatirkan Tersendat

Harga TBS Melesat, PSR Dikhawatirkan Tersendat

Ilustrasi peremajaan kebun sawit (Facebook)


Medan, Elaeis.co - Lonjakan harga minyak sawit mentah (CPO) dan tandan buah segar (TBS) membuat petani di seluruh nusantara bahagia. Tak terkecuali para petani yang memiliki kebun sawit dengan usia tanam di atas 25 tahun.

Tingginya harga dikhawatirkan akan menghambat pencapaian Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Banyak yang khawatir petani enggan mengganti tanaman tuanya karena beresiko kehilangan penghasilan selama beberapa tahun.

Jauhari, petani sawit plasma di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), mengakui tingginya harga sawit menimbulkan dilema di kalangan petani.

“Banyak teman saya bilang hanya akan ikut PSR bila harga TBS anjlok atau bila tanamannya benar-benar sudah tidak bisa menghasilkan lagi. Yang lucu, ada yang sudah ikut PSR malah curhat dan mengaku menyesal terlalu cepat memutuskan ikut PSR,” ungkap Ketua DPD Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspek-PIR) Labusel ini.

Jauhari mengaku termasuk anggota Aspek-PIR Labusel yang ikut PSR. “Saya dan sejumlah petani sawit lainnya ikut PSR karena tanaman sawit sudah tua, tidak mampu menghasilkan buah lagi,” bebernya.

“Namun sebagian petani lainnya belum mau ikut PSR karena tanamannya masih produktif, padahal umurnya sama dengan punya saya. Sama-sama ditanam tahun 1992 dan 1993,” imbuhnya.

Diantara petani yang ikut PSR, katanya, ada yang mengaku menyesal karena tergiur bantuan Rp 30 juta per hektar dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). “Sekarang tanaman sawit yang ikut PSR sudah berusia satu tahunan, belum menghasilkan,” kata Jauhari.

Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Heru Tri Widarto, mengakui situasi yang dihadapi petani saat ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama seluruh stakeholder sawit.

Di satu sisi ia mengaku juga berharap kenaikan harga TBS bisa membuat seluruh petani sawit sejahtera. “Tapi jika sudah waktunya tanaman sawit diremajakan, sebaiknya petani mau ikut program PSR,” tukasnya.

Menurutnya, pihak yang terkait program PSR harus melakukan pendekatan agar petani bisa mendapatkan informasi utuh tentang manfaat ikut PSR. “Sebab, bisa jadi juga harga CPO suatu saat akan turun,” tegasnya.


 

Komentar Via Facebook :