Berita / Sumatera /
Harga TBS Moncer, Upah Panen Tetap
INHU, Elaeis.co - Petani swadaya kelapa sawit sedikit sumringah atas terjadinya kenaikan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Riau sepekan yang lalu. Tapi, senyum itu belum dirasakan oleh pekerja panen buah dari sisi upah.
Pasalnya, tukang panen masih dibayar oleh pemilik kebun dikisaran Rp150 sampai 200 perak/Kg. Ini khusus di areal lahan mineral, namun apabila lokasi kebun berada di tanah gambut bisa mencapai Rp 300/Kg.
Ketua DPD Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) Kabupaten Inhu, Gundra Irawan, saat dikonfirmasi Elaeis.co pada Senin (9/8) mengaku tengah memperhatikan nasib upah tukang panen yang tidak pernah naik kendati harga TBS kelapa sawit moncer.
"Seyogyanya, pemilik kebun sedikit peduli terhadap nasib mereka dengan menaikkan upah. Sebab, harga sawit kan juga naik," kata dia.
Menurut Gundra Irawan, pemilik kebun tidak akan rugi jika menaikan harga upah pemanen. Sebab kenaikan harga sawit hingga sepekan kedepan mencapai 4,50% atau menjadi Rp 2.762,70/Kg dibanding pekan lalu. Angka tersebut menjadi tertinggi sejak ditetapkan Disbun tahun 2010 silam.
"Memang penetapan harga itu khusus untuk petani plasma, tetapi secara otomatis petani swadaya juga merasakan dampak positif dari harga tersebut," ujarnya.
Belum lagi masih ada perbedaan upah panen di masing-masing wilayah karena dampak lokasi. Misalnya, kebun bergambut diupah Rp 300/kg. Harga itu diberikan karena pekerja agak kesulitan memanen hingga melansir buah ke tempat penumpang sawit.
Lain hal dengan lahan mineral, tingkat kesulitannya kurang meskipun jauh di pelosok perkampungan. "Contohnya saja di Kecamatan Peranap Inhu, di sana angkanya rata-rata berkisaran Rp 200 perak/Kg. Ini malah harga yang tertinggi dibanding daerah lain dengan geografis lahan yang sama," kata dia.
Meskipun demikian, dirinya berharap kedepan penetapan upah tukang panen sawit di sesuaikan dengan harga terbaru yang setiap minggu berubah-ubah.
Komentar Via Facebook :