https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Harga TBS Sawit Anjlok, Utang Petani Menumpuk

Harga TBS Sawit Anjlok, Utang Petani Menumpuk

Banyak petani berutang untuk memenuhi kebutuhan pupuk di kebun sawitnya. Foto: Mreza Uyu


Lubuk Basung, elaeis.co - Afrizon masih ingat betapa semangatnya petani sawit di Nagari Tiku Lima Jorong, Kecamatan Tanjungmutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, berkebun sawit tiga bulan lalu. Saat itu, tandan buah segar (TBS) bisa laku sampai Rp 3.500/kg di tingkat pengepul.

Namun sejak bulan puasa kemarin, semangat petani perlahan mengendur. Soalnya, harga TBS anjlok. Bahkan hari-hari belakangan sudah menyentuh Rp 600/kg.

"Untuk upah panen saja minimal Rp 200/kg. Belum lagi ongkos angkut, pupuk, dan lain-lain. Makin jauh dari jalan atau pabrik, makin besar biaya operasionalnnya. Harga jual tak cukup untuk menutupinya," katanya, kemarin.

Ironisnya, sejak harga TBS anjlok, utang petani sawit di daerah itu makin bengkak.

"Di sini petani biasa mengambil pupuk duluan, bayarnya nanti saat panen. Ketika harga TBS mahal, tidak ada masalah. Tapi ketika murah, hasil panen tak cukup untuk bayar pupuk yang harganya selangit," ujarnya.
 
"Ada tengkulak yang berbaik hati menunda tagihan sampai harga sawit normal, tapi ada juga yang minta dicicil seberapa sanggupnya," tambahnya.

Secara hitungan kasar, menurutnya, petani masih rugi jika harga TBS di bawah Rp 1.000/kg.

"Apalagi kalau pinjamannya ke tengkulak banyak. Petani sudah biasa berhutang ke tengkulak kalau ada keperluan mendadak, misalnya seperti masuk tahun ajaran baru seperti sekarang," sebutnya.

 

Komentar Via Facebook :