https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Harga TBS Sawit di Bengkulu Stabil Di Kisaran Rp2.000/kg

Harga TBS Sawit di Bengkulu Stabil Di Kisaran Rp2.000/kg

Ilustrasi (Reuters)


Jakarta, Elaeis.co - Harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat pabrik di Bengkulu sejak beberapa bulan terakhir stabil di angka Rp2.000 per kilogram menyusul meningkatnya permintaan minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO).

Kepala Dinas Tananam Pangan Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu Ricky Gunarwan mengatakan, harga TBS melewati level Rp2.000 /kg sejak Mei lalu. Di bulan April harga TBS masih Rp1.904 /kg, bulan berikutnya tim perumus harga Provinsi Bengkulu dan perusahaan perkebunan sawit sepakat menaikkannya Rp200 /kg.

"Pemprov Bengkulu terus berupaya agar harga TBS ini stabil di angka Rp2 ribu per kilogram. Tentunya kenaikan ini diharapkan mampu meningkatkan ekonomi petani khususnya di tengah pandemi seperti saat ini," kata Ricky, seperti dikutip bengkulu.antaranews.com.

Ricky yakin harga jual TBS akan tetap stabil hingga beberapa bulan ke depan mengingat adanya program pemerintah pusat yang menggencarkan produksi bio solar B20 dan B30 sebagai bahan bakar minyak (BBM) alternatif.

Menurutnya, dengan adanya program tersebut maka dimungkinkan penjualan TBS kelapa sawit dari petani lokal tidak lagi bergantung dengan harga CPO tingkat dunia sehingga harga jual di daerah bisa tetap stabil.

Selain itu, Pemprov Bengkulu juga terus mendorong perusahaan pengolahan CPO yang ada di daerah tersebut terus meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan pembuatan bio solar.

"Di Provinsi Bengkulu terdapat 30 perusahaan pengolahan CPO yang tersebar mulai dari Kabupaten Mukomuko hingga Kabupaten Kaur sehingga kami optimis harga TBS ini bisa stabil," ucapnya.

Ricky menilai Provinsi Bengkulu memiliki potensi kelapa sawit yang berlimpah dengan luasan perkebunan mencapai ratusan ribu hektare yang membentang di hampir seluruh kabupaten dan kota. Menurutnya, potensi tersebut harus memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu dan memberikan kesejahteraan bagi petani kelapa sawit.

Apalagi di situasi pandemi COVID-19 seperti saat ini, sektor perkebunan diklaim menjadi sektor yang masih mampu bertahan dan tidak terlalu terkena dampak pandemi sehingga bisa menjadi penopang ekonomi daerah.

"Di tengah pandemi ini hanya sektor perkebunan saja yang masih membaik, sehingga petani tidak terlalu merasakan dampaknya. Diharapkan kondisi ini terus stabil agar daya beli masyarakat terus meningkat, agar ekonomi masyarakat terus membaik," katanya.

Komentar Via Facebook :