Berita / Bisnis /
Harga TBS Terus Turun, AS-China Biang Keroknya ?
Medan, Elaeis.co - Harga tandan buah segar (TBS) mengalami penurunan sejak akhir bulan Mei lalu. Padahal, sejak awal pandemi Covid-19, harga TBS terus berada di posisi yang baik. Para petani sawit mulai mengeluh.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Mukti Sardjono, mengatakan, fluktuasi harga TBS tergantung pada harga minyak nabati lainnya di pasar global.
"Nah, saat ini seluruh minyak nabati mengalami penurunan harga. Mau itu minyak rapeseed, kedelai, bunga matahari, dan lainnya," katanya kepada Elaeis.co, Jumat (18/6).
Karena harga minyak nabati lainnya turun, maka hal itu mempengaruhi harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Imbasnya, harga TBS juga turun, termasuk di tingkat petani.
Penyebab penurunan harga TBS kedua, kata Mukti, terkait dengan stok kedelai di Amerika Serikat (AS) dan China. Biasanya, kata Mukti, produksi dan harga minyak kedelai sangat berpengaruh pada harga CPO.
"Khusus untuk kedelai, kemarin Presiden AS Joe Biden membuat pengumuman tak lagi melanjutkan kebijakan penggunaan biodiesel. Biodiesel di AS itu berbahan baku kedelai. Karena kebijakan Bidden itu, akhirnya kedelai AS dilepas ke pasar," sambung Mukti.
Situasi semakin kurang menguntungkan tatkala raksasa ekonomi lainnya, China, memilih untuk membeli kedelai di pasar global dalam jumlah banyak. Di saat yang sama, negara itu menurunkan nilai pembelian CPO-nya.
Mukti tak bisa memprediksi sampai kapan penurunan harga TBS berlangsung. Bila melihat market di Malaysia, harga CPO dari sebelumnya RM 4000 per ton kini sudah menjadi RM 3.500 per ton. "Saya khawatir juga harga akan terus turun," katanya.
Meski begitu, ia optimis situasi yang saat ini terjadi tidak sama dengan tahun 2015 dan 2018. Saat itu, katanya, kejatuhan harga TBS berlangsung lama. "Mudah-mudahan yang sekarang ini enggak berlangsung lama," katanya.
Karena itulah dia meminta para petani tidak pesimis. "Kemarin saat harga TBS naik selama pandemi Covid-19, petani juga ikut menikmati keuntungan. Jangan boros. Tetap rawat kebun sawitnya," pesannya.
"Dalam dunia perdagangan, adalah hal lumrah jika harga sebuah produk mengalami kenaikan, namun berikutnya mengalami penurunan," tukasnya.
Komentar Via Facebook :