Berita / Sumatera /
Harga TBS Turun, BBM Naik, Bagaimana Upah Tukang Panen?
Rengat, elaeis.co - Komoditas kelapa sawit berperan penting bagi perekonomian masyarakat di Kabupaten Indragiri Hulu (inhu), Provinsi Riau. Perputaran uang di industri ini telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan.
Setidaknya ada sekitar 65 ribu kepala keluarga (KK) petani kelapa sawit swadaya yang hidup di pedesaan di Inhu baik secara berkelompok maupun perorangan telah keluar dari garis kemiskinan berkat perkebunan kelapa sawit.
Tenaga kerja kasar yang terlibat di perkebunan sawit juga ikut merasakan efek ekonomi tersebut. Keberadaan perkebunan kelapa sawit membuka lapangan kerja bagi buruh harian seperti pemanen sawit dan tukang pruning atau memangkas sawit.
"Jika pemilik kebun tidak sanggup mengerjakan sendiri, pasti mencari orang untuk diupah," kata Putra, pemilik kebun sawit di Desa Semelinang Darat, Kecamatan Peranap kepada elaeis.co, Kamis (8/9).
Menurutnya, kebanyakan pemilik kebun menjadwalkan panen setiap dua pekan sekali. Sedangkan pruning dilakukan 6 atau 9 bulan sekali.
Pekerjaan lain yang juga biasa diupahkan adalah menunas, yakni memotong pelepah supaya buah bisa tumbuh besar.
"Adapun upah tunas per pohonnya Rp 3.000, mulai dari potong pelepah sampai dengan menyusun pelepah agar tidak berserakan di pangkal pohon. Kalau upah panen, Rp 250 per kilogram. Itu sudah termasuk melangsir buah ke penumpukan hingga muat TBS kelapa sawit ke atas mobil," jelasnya.
Meski pekan ini harga tandan buah segar (TBS) Riau pekan ini turun 1,11 persen menjadi Rp 2.523,03/kg dan dan harga BBM naik, tapi tarif upah panen dan pruning di daerah itu masih tetap.
"Dua pekerjaan itu sama sekali tidak dipengaruhi tinggi rendahnya harga TBS kelapa sawit. Harga BBM juga belum pengaruh," tambahnya.
Komentar Via Facebook :