Berita / Sumatera /
Harga TBS Turun, Permintaan Bibit Sawit Malah Meningkat
Bengkulu, elaeis.co - Petani kelapa sawit di Bengkulu menghadapi tantangan harga TBS yang turun dalam beberapa bulan terakhir. Harga TBS sawit saat ini paling tinggi hanya mencapai Rp 1.700/kg.
Hebatnya, meski harga TBS mengecewakan, permintaan bibit kelapa sawit siap tanam justru terus meningkat. Bahkan data terbaru menunjukkan bahwa permintaan bibit kelapa sawit mengalami kenaikan sekitar 20 persen dibandingkan dengan bulan Mei lalu.
Menurut pedagang bibit sawit di Bengkulu, Sulaiman, ada peningkatan permintaan bibit kelapa sawit dalam waktu beberapa bulan terakhir. Hal tersebut salah satunya disebabkan banyak petani sawit yang melakukan perluasan kebun. Selain itu, petani kelapa sawit juga menyadari bahwa dengan menanam bibit yang berkualitas, maka akan menghasilkan TBS yang lebih baik dan meningkatkan pendapatan mereka di masa depan.
"Peningkatan permintaan bibit sawit tentu berdampak positif bagi pendapatan para pedagang bibit kelapa sawit. Kami juga meningkatkan produksi bibit untuk memenuhi permintaan yang semakin tinggi. Hasil jualan bibit lumayanlah," ujarnya.
Terpisah, seorang pengamat pertanian Bengkulu, Zainal Muktamar, mengatakan, harga bibit sawit perlahan menanjak seiring kenaikan permintaan. Saat ini harga bibit sawit per batang telah mencapai kisaran Rp 22 ribu hingga Rp 35 ribu.
"Mengamati situasi pasar saat ini, kita melihat bahwa harga TBS kelapa sawit mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Tetapi harga bibit sawit terus mengalami kenaikan," sebutnya.
Menurutnya, fluktuasi harga TBS dipengaruhi faktor ekonomi dan cuaca. Permintaan yang tinggi dari pasar internasional, kebijakan impor dari negara tujuan, serta keadaan iklim yang tidak stabil, dapat menjadi pemicu perubahan harga TBS.
"Harga bibit sawit tidak terpengaruh oleh hal tersebut. Meskipun penurunan harga TBS menjadi tantangan berat bagi petani dan industri kelapa sawit, harga bibit kelapa sawit cenderung stabil dan bahkan mengalami kenaikan," jelasnya.
Dia mengingatkan petani agar membudidayakan sawit dari bibit unggul yang dijual produsen resmi. "Bibit unggul membuka kesempatan bagi petani untuk memperoleh keuntungan lebih besar. Anggap ini sebagai investasi jangka panjang yang akan memberikan hasil yang lebih baik di masa depan," tuturnya.
Komentar Via Facebook :