https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Harga TBS Turun Tipis, Petani Sawit Masih Optimis

Harga TBS Turun Tipis, Petani Sawit Masih Optimis

Petani sawit di Bandar Pasir Mandoge, Asahan, bersiap memanen TBS sawit (Sarifudin Sirait)


Medan, Elaeis.co - Harga tandan buah segar (TBS) yang ditetapkan Kelompok Kerja Teknis Tim Rumus Harga Pembelian TBS Kelapa Sawit Produksi Pekebun Provinsi Sumut untuk periode 2-8 Juni turun tipis bila dibandingkan dengan periode pekan sebelumnya. Meski begitu, petani sawit masih tetap merasa optimis.

Dari data yang diperoleh Elaeis.co dari Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Sumut, Zulkifli Annur Hasibuan, Kamis (3/6), harga TBS paling  murah ditetapkan Rp1.937,35 per kg untuk pohon sawit umur 3 tahun. Tanaman usia 4 tahun Rp2.119,63, usia 5 tahun Rp2.240,08, usia 6 tahun Rp2.303,21, usia 7 tahun Rp2.325,55, usia 8 tahun Rp2.386,10, dan usia 9 tahun Rp2.432,39.

Untuk yang kategori usia 1-20 tahun dihargai Rp2.495,52 per kg. Sementara pohon sawit umur 21 tahun Rp2.490,01, 22 tahun Rp2.456,02, 23 tahun Rp2.430,77, 24 tahun Rp2.347,25, dan terakhir usia 25 tahun Rp2.272,47.

Ketua DPD Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut, Gus Dalhari Harahap, menilai harga TBS yang ditetapkan pihak Dinas Perkebunan Sumut masih tergolong tinggi. Ia memprediksi harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di pasar global dalam beberapa waktu ke depan akan terus mengalami kenaikan.

"Dan tentu ini akan mendongkrak harga TBS petani. Memang, ternyata harga CPO pun terdepresiasi cukup besar, tapi menurut saya ini masih dalam harga harapan, di atas Rp 9000-an," kata Gus Dalhari.

Ketua Aspek-PIR (Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR) Sumut, Sarifudin Sirait, berharap harga TBS tetap stabil tinggi sehingga bisa membuat petani sawit sejahtera. Kata dia, harga yang cukup baik saat ini membuat para petani sawit semakin bersemangat berkebun. 

Henry Marpaung selaku pendampping petani sawit dari Koompasia Enviro Institute yakin harga TBS yang tetap di koridor harga tinggi ini akan mendorong petani melakukan perawatan pada kebun sawitnya sehingga produktifitasnya meningkat.

Komentar Via Facebook :