Berita / Sumatera /
Hasil Tangkapan Turun, Nelayan Disarankan Bekerja di Kebun Sawit
Bengkulu, elaeis.co - Nelayan di sejumlah daerah di Provinsi Bengkulu mengeluh karena hasil tangkapan ikan turun drastis dalam dua bulan terakhir. Saat ini banyak nelayan kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Berkurangnya hasil tangkapan ikan disebabkan beberapa faktor seperti iklim, bertambahnya jumlah kapal penangkap ikan berkapasitas besar, dan pencemaran.
Baca Juga: Gubernur Bengkulu Ajak Berinfak dan Bersedekah Pakai QRIS, ini Kelebihannya
Dalam kondisi normal, rata-rata dalam sehari nelayan tradisional dengan perahu motor bisa mendapatkan ikan laut sekitar 35 kilogram. Tapi sekarang hasil tangkapan tak cukup untuk menutupi biaya bahan bakar.
Karena tak punya keterampilan lain, banyak nelayan hanya bisa pasrah dan menunggu musim ikan kembali normal. "Saya sudah melaut selama lebih dari 15 tahun. Melaut adalah bagian dari identitas kami, berat untuk meninggalkan pekerjaan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi," kata Usman, Rabu (23/8).
Baca Juga: Petani dan UMKM Didorong Sertifikatkan Produk Pangan, ini Gunanya
Namun karena desakan ekonomi, mau tak mau nelayan harus mencari alternatif pekerjaan lain. "Alih profesi tidak mudah, tapi harus ada jalan keluar demi kelangsungan hidup keluarga," ujarnya.
Menanggapi situasi ini, Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Hamka Sabri, menyarankan nelayan untuk sementara waktu beralih profesi menjadi pekerja di kebun kelapa sawit.
"Paling tidak penghasilan dari pekerjaan sebagai pemetik TBS (Tandan Buah Segar) kelapa sawit bisa untuk mencukupi kebutuhan dapur, upahnya mencapai Rp 100 ribu per ton," katanya.
Baca Juga: Pengelolaan Tak Transparan, Masyarakat Panen Sawit di Kebun KMD
Setelah musim ikan normal, mereka bisa menggeluti kembali pekerjaannya sebagai nelayan. Atau bisa juga meneruskan bekerja di kebun sawit jika dirasa lebih menjanjikan.
Komentar Via Facebook :