Bengkulu, elaeis.co - Kawasan Pelabuhan Pulau Baai Provinsi Bengkulu direncanakan akan menjadi kawasan industri untuk hilirisasi kelapa sawit. Agar pelaksanaan hilirisasi berjalan dengan baik maka perlu melibatkan peran petani. Tanpa petani maka mustahil hal tersebut dapat terlaksana dengan baik.

Pengamat Ekonomi Bengkulu, Prof Dr Ahmad Badawi Saluy SE MM mengatakan, hilirisasi kelapa sawit dapat terwujud jika petani ikut dilibatkan. Karena proses hilirisasi tidak hanya mengubah bahan mentah menjadi setengah jadi kemudian menjadi barang jadi, tetapi juga membutuhkan bahan baku. Bahan baku hanya tersedia jika petani ikut dilibatkan.

"Proses hilirisasi akan berjalan baik jika petani dilibatkan. Berdayakan mereka di sektor hulu, pacu produktivitasnya. Agar apa? Agar produksi TBS kelapa sawit meningkat," kata Ahmad, kemarin (26/2).

Menurutnya, petani adalah sektor terdepan dalam bisnis kelapa sawit. Merekalah yang berkontribusi besar dalam menghasilkan TBS kelapa sawit. Tanpa peran mereka maka mustahil hilirisasi itu terwujud.

"Makanya kita minta, petani itu dipikirkan juga, mereka kadang diabaikan, bahkan tidak ada jaminan kerja mereka," tuturnya.

Padahal, menurutnya, tanpa ada peran petani maka hilirisasi juga tidak akan berjalan maksimal. Sebab hilirisasi tetap membutuhkan bahan baku. Tanpa itu, maka tidak akan terwujud. 

"Peran petani dalam hilirisasi itu penting, karena mereka yang menyediakan bahan baku, jadi jangan abaikan mereka," tuturnya.

Lebih lagi, kata Ahmad, sebesar 60 persen perkebunan kelapa sawit di Bengkulu didominasi oleh perkebunan rakyat. Tanpa dukungan dari petani maka pendirian pabrik untuk hilirisasi tidak akan berjalan maksimal.

"Pemerintah harus membantu petani kelapa sawit di Bengkulu, seperti memberikan pupuk, bibit unggul dan pembangunan jalan ke kebun. Itu semua dilakukan agar proses hilirisasi kelapa sawit bisa berjalan maksimal," tutupnya.