https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Indukan Sawit Jantan Unggul Tiba dari Kostarika

Indukan Sawit Jantan Unggul Tiba dari Kostarika

Budi Nasution, Seed Marketing ASD-Bakrie (baju biru) bersama staf Karantina Pertanian Tanjung Balai Asahan usai pemeriksaan sementara terhadap 662 ramet psifera guinensis (Dok. Karantina TBA)


Medan, Elaeis.co - Sebanyak 662 batang sawit jenis psifera guinensis didatangkan pihak ASD-Bakrie dari pusat kultur jaringan di Kostarika, sebuah negara di kawasan Amerika tengah.

Budi Nasution, Seed Marketing ASD-Bakrie, kepada Elaeis.co, Senin (6/9/2021), menyebutkan, 662 batang sawit jenis psifera guinensis itu merupakan klon hasil kultur jaringan dari laboratorium milik ASD Kostarika.

"Klon kultur jaringan ini disebut ramet. Biaya mendatangkan 662 ramet ini sekitar USD300 sa.pai USD400," kata Budi.  

Saat ini ratusan ramet itu sedang menjalani proses pengasingan dan pengamatan (singmat) oleh pihak Karantina Kelas 1 Pertanian Tanjung Balai Asahan (TBA).

"Selama enam bulan proses singmat, ratusan ramet itu diawasi oleh pihak Karantina TBA agar tidak membawa organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK)," kata Budi. 

Ramet-ramet itu kelak akan menjadi indukan jantan untuk dikawinkan melalui proses penyerbukan dengan sawit jenis Dura yang ada di kebun sawit ASD-Bakrie di Kecamatan Air Joman, Asahan.

"Ratusan ramet itu justru sangat bermanfaat dan bernilai tinggi, karena bisa dipakai untuk 
menjadi indukan jantan dan penghasil polen untuk penyerbukan agar menghasilkan varietas baru yang lebih unggul selama 25-30 tahun," jelas Budi.

Sementara itu Khairunnisa Lubis SP MSc, Analis Perkarantinaan Tumbuhan Karantina TBA, dalam dalam keterangan resmi menyebutkan, pengamatan terhadap ramet akan dilakukan dalam selang waktu satu bulan sekali atau lebih bilamana perlu. 

Hal ini dilakukan guna mengamati pertumbuhan dan perkembangan ramet sawit apakah muncul gejala penyakit yang disebabkan OPTK seed borne.

"Dicatat berapa bibit yang hidup, bergejala, mati, dan penyebabnya," kata Khairunnisa.

Lalu, apabila terdapat gejala yang disebabkan oleh OPTK, maka seluruh batch ramet sawit akan dimusnahkan. 

"Dan bila tidak ada gejala atau gejala yang ditemukan bukan OPTK, maka pengasingan akan dilanjutkan sampai bulan ke enam," tegas Khairunnisa.

Komentar Via Facebook :