Berita / Sumatera /
Industri Perkebunan Sawit Makin Pesat, Butuh Pelabuhan Baru
Jambi, Elaeis.co - Jika tandan buah segar (TBS) dari daerah perbatasan Sumatera Selatan banyak dikirim ke Provinsi Jambi, maka minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dari Jambi justru banyak dikirim ke Riau.
"Minim jumlah pelabuhan di Jambi. Hanya ada Pelabuhan Talang Duku, Kabupaten Muaro Jambi, dan Pelabuhan Muara Sabak di Kabupaten Tanjung Jabung Timur," kata Ketua Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Jambi, Tidar Bagaskara, Sabtu (23/10/2021).
Selama ini CPO dari Jambi diekspor melalui dua pelabuhan itu dan dari Pelabuhan Dumai di Riau. "Akan lebih baik kalau dibangun lagi pelabuhan baru plus fasilitas dan infrastruktur pendukungnya," katanya.
Praktisi sawit dari grup perusahaan sawit Astra Agro Lestari (AAL) ini mengatakan hal itu dalam webinar Palm O'Corner yang diselenggarakan Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian Universitas Jambi (Faperta UNJA).
Saat ini, kata Tidar, di Jambi ada 130 perusahaan perkebunan sawit yang aktif, 78 pabrik kelapa sawit (PKS) yang sudah beroperasi dan satu PKS sedang proses pembangunan. "78 PKS itu menghasilkan 3.272 ton CPO per jam," bebernya.
Satu BUMN di Jambi, yakni PTPN VI memiliki 20.900 hektar kebun sawit, lalu lahan milik ratusan perusahaan sawit swasta seluas 498.323 hektar, dan kebun sawit rakyat 522.210 hektar.
"Totalnya 1.041.434 hektar. Dan khusus perkebunan rakyat, tanaman menghasilkan seluas 323.846 hektar, tanaman tua atau rusak 96.594 hektar, sisanya tanaman yang belum menghasilkan (TBM) ," kata Tidar.
Dengan semua perkembangan itu, Tidar menyebutkan, jika dibangun pelabuhan yang baru, maka Pemerintah Provinsi Jambi akan berpotensi mendapatkan tambahan pendapatan asli daerah (PAD).
"Pelabuhan baru sangat dibutuhkan mengingat perkembangan industri perkebunan sawit di Provinsi Jambi sudah sangat pesat," tegasnya.
Komentar Via Facebook :