https://www.elaeis.co

Berita / Iptek /

Ini Harapan dari Kalangan Pelaku Usaha ke BPDPKS Terkait PERISAI

Ini Harapan dari Kalangan Pelaku Usaha ke BPDPKS Terkait PERISAI

Alexander Angwiranata selaku Direktur Marketing PT Traglopindo Utama menyambut baik even tahunan PERISAI yang digelar BPDPKS. (Foto: hendrik)


NUSA DUA, elaeis.co - Pelaksanaan acara Pekan Riset Sawit (PERISAI) 2024 yang diselenggarakan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDKS) di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) sepanjang Kamis dan Jumat (3'4/10/2024) dinilai sudah sangat baik.

"Namun kalau boleh kami mempunyai harapan khusus kepada BPDPKS untuk even PERISAI di tahun-tahun berikutnya," ucap Alexander Angwiranata selaku Direktur Marketing PT Traglopindo Utama kepada Tim Elaeis Media Group (EMG) di lokasi acara.

Sebagai informasi, PT Traglopindo Utama merupakan sebuah perusahaan yang menyediakan berbagai peralatan berkualitas dan berteknologi tinggi untuk kalangan industri, termasuk industri perkebunan kelapa sawit nasional.

Harapan tersebut, ungkap Alexander, adalah terkait durasi waktu pelaksanaan agar ditambah dari dua hari menjadi tiga hari, dengan tujuan agar sesi terkait industri penopang kelapa sawit bisa terlibat semakin intensif.

"Maksud saya begini, kan sederhanya kita dari industri ada stan di even PERISAI. Nah, kalau durasi wakti ditanbah, bakal ada potensi diskusi antara kalangan industri dengan periset sawit," ujarnya.

"Kalau ada komunikasi intensif, maka setidaknya sudah terjembatani sehingga mengurangi gap antara periset yang memiliki banyak karya dengan industri yang berpotensi menjadi pengguna hasil riset," ucap Alexander menambahkan.

Pihaknya sendiri sangat mengapresiasi berbagai hasil riset terkait sawit yang selalu ditampilkan setiap tahun dalam even PERISAI yang diadakan BPDPKS di berbagai kota di Indonesia.

Alexander pun melihat upaya membangun komunikasi telah dibangun oleh Pemerintah, termasuk BPDPKS, sehingga pihak industri dan periset bisa saling tukar pikiran atau berpotensi dilanjutkan dengan membangun kerjasama.

Akan tetapi, kata dia, jika ada tambahan waktu dalam even PERISAI yang diadakan BPDPKS, maka besar kemungkinan setiap stan dari kalangan industri, termasuk yang disajikan pihaknya, dapat dikunjungi oleh periset sawit atau pun pihak lainnya.

"Kalau mereka berkunjung ke stan kami, misalnya, bakal ada dialog antara periset atau pelaku usaha lainna dengan kami dari industri teknologi atau peralatan sawit," kata dia lebih lanjut.

"Atau, jika memungkinkan, pihak industri sawit dimungkinkan untuk berbicara di acara PERISAI soal membangun kerjasama dengan pihak periset sawit," kata dia menambahkan.

Namun ia kembali mengucapkan apresiasi yang tinggi kepada BPDPKS yang telah begitu baik mengadakan even tahunan seperti PERISAI, dan ini menunjukan kalau Indonesia mampu menxiptakan berbagai produk hilir yang terkait sawit.

"Bagus, sudah sangat bagus even PERISAI ini. Kita salut dengan BPDPKS. Semoga tahun depan PERISAI bisa lebih baik lagi dan kami dari industri diberi kesempatan untuk berbicara," demikian Alexander Angwiranata menyampaikan harapannya.

Seperti diberitakan elaeis.co sebelumnya, Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman, menyebutkan bahwa sejak tahun 2015 hingga 2024 ini, BPDPKS sudah mendanai 346 riset atau penelitian yang terkait dengan kelapa sawit.

Termasuk, kata dia di acara tersebut,  para mahasiawa dari berbagai kampus di Indonesia yang menjadi finalis Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa yang digelar dan didanai oleh BPDPKS.

Eddy mengatakan, tercatat juga ada 88 lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) yang di dalamnya terdapat 1.200 peneliti.

Dalam upaya komersialisasi, BPDPKS bekerja sama dengan Asosiasi Inventor Indonesia (AII) melaksanakan valuasi kesiapan teknologi untuk komersialisasi terhadap invensi hasil riset yang didanai BPDPKS.

“Terdapat 30 invensi hasil riset GRS yang siap komersialisasi dan beberapa sudah mendapatkan pernyataan minat dari sejumlah investor," kata dia.

"Termasuk investor dengan komitmen dalam bentuk letter of intent (LoI) dan atau perjanjian kerahasiaan teknologi berupa non-disclosure agreement (NDA),” tegas Eddy Abdurrachman.

Komentar Via Facebook :