https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Ini Kata Petani Setelah Larangan Ekspor CPO Dicabut

Ini Kata Petani Setelah Larangan Ekspor CPO Dicabut

Petani swadaya di Jambi mengumpulkan hasil panen sawit. Foto: dok.


Jambi, elaeis.co - Presiden Jokowi akhirnya memenuhi tuntutan petani, larangan ekspor dijanjikan segera dicabut pada 23 Mei mendatang. Keputusan tersebut disambut baik oleh petani di seluruh tanah air, termasuk di Provinsi Jambi. 

Arpan, petani sawit yang tinggal di Kabupaten Tebo, berterima kasih karena Jokowi ternyata peka terhadap penderitaan petani sawit. Katanya, harga sawit terjun bebas semenjak diterapkannya larangan ekspor bahan baku minyak goreng. 

"Alhamdulillah, semoga nanti harganya bisa semakin membaik. Sekarang rata-rata di sini Rp 1.900 sampai Rp 2.000-an per kilogram," katanya. 

Di daerah sebelahnya, Kabupaten Bungo, petani juga tak sabar menghitung hari pencabutan larangan ekspor. Joni, salah seorang petani sawit, yakin harga TBS akan terus naik beberapa waktu ke depan.

"Sekarang sudah Rp 2.050/kg, tapi ada juga yang masih Rp 1.950/kg. Lumayanlah, sudah mulai naik," katanya. 

Di daerah lainnya, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, harga sawit juga berangsur menanjak. Terbaru, berdasarkan keterangan seorang petani sawit bernama Munardi, TBS sudah dihargai Rp 2.150/kg. 

"Insha Allah nanti setelah larangan ekspor dicabut, harga naik lagi," harapnya. 

Sementara itu, Ketua DPD Samade Kabupaten Sarolangun, Evi Suherman, mengingatkan agar pabrik kelapa sawit (PKS) menaati harga yang telah diputuskan oleh Disbun Provinsi Jambi.

"Jika ada PKS yang nakal, akan kami laporkan pada pihak berwajib. Saat ini harga pupuk juga melambung tinggi, PKS jangan menambah beban petani," kata anggota DPRD Provinsi Jambi itu.

 

Komentar Via Facebook :