https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Ini Saran GAPKI untuk Pemerintah dan Petani

Ini Saran GAPKI untuk Pemerintah dan Petani

Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sarjono. Foto: Ist.


Jakarta, elasis.co - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengingatkan pemerintah dan para petani agar bersikap bijak terkait komoditas kelapa sawit.

"Kami berharap pemerintah perlu mengatur secara bijak penggunaan dalam negeri dan ekspor minyak sawit untuk menjaga neraca perdagangan nasional," kata Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sarjono, dalam keterangan resmi yang diterima elaeis.co, Jumat (11/3/2022).

Tak hanya ke pemerintah, Mukti juga menyampaikan saran kepada para petani agar terus-menerus meningkatkan efisiensi dan produksi dalam berbudi daya sawit.

Bukan tanpa alasan GAPKI memberikan saran kepada pemerintah dan petani sawit. Karena berdasarkan data yang ada, produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) nasional di bulan Januari 2022 diperkirakan hanya sekitar 3,863 juta ton atau turun sekitar 3% dari pada produksi Desember 2021.

Dalam periode yang sama, produksi minyak inti sawit atau palm kernel oil (PKO) mencapai sekitar 365 ribu ton atau sekitar 3,9% lebih rendah dari pada produksi Desember 2021.

"Turunnya produksi di bulan Januari 2022 merupakan pola musiman. Namun penurunan produksi CPO dari Desember 2021 ke Januari 2022 yang sebesar 3% jauh lebih rendah dari penurunan musiman Desember 2020 ke Januari 2021 yang mencapai 7%," kata Mukti.

Ia juga membeberkan fakta kalau Indonesia mengimpor 5,1 ribu ton produk minyak sawit dari Malaysia sepanjang Januari lalu. Sebanyak 4,8 ribu ton dalam bentuk oleokimia dan 316 ton dalam bentuk PFAD.

"Dengan stok akhir Desember sebesar 4,129 juta ton, maka tersedia pasokan sebesar 8,363 juta ton," kata Mukti.

Selain penurunan produksi serta adanya impor dari Malaysia, Mukti juga menyebutkan tingkat konsumsi minyak sawit di dalam negeri juga mengalami penurunan.

Ia mengungkapkan, total konsumsi minyak sawit dalam negeri pada Januari 2022 adalah sebesar 1,506 juta ton. Angka itu 160 ribu ton lebih rendah atau turun 9,6% dari konsumsi Desember 2021 sebesar 1,666 juta ton.

"Konsumsi terbesar adalah untuk biodiesel sebesar 732 ribu ton, diikuti untuk industri pangan sebesar 591 ribu ton dan untuk oleokimia 183 ribu ton," kata dia.

Mukti mengatakan, tingkat konsumsi minyak sawit untuk biodiesel yang melampaui untuk pangan telah terjadi sejak November 2021. 


 

Komentar Via Facebook :