Berita / Sumatera /
Ini yang Membuat Harga TBS Petani Tak Bermitra Terjerembab
Pekanbaru, elaeis.co - Sudah dua minggu lebih harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Riau anjlok. Menurut catatan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), rata-rata penurunan harga TBS mencapai 50-60 persen.
Penurunan harga TBS sawit terjadi sejak pemerintah mengumumkan kebijakan larangan sementara ekspor minyak goreng dan bahan bakunya mulai 28 April lalu.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP) Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Defris Hatmaja, mengatakan, yang mengalami penurunan harga paling dalam saat ini adalah petani swadaya yang tidak bermitra dengan pabrik kelapa sawit (PKS).
Tidak adanya kemitraan serta jumlah produksi yang terbatas, memaksa petani harus melewati rantai tata niaga TBS yang cukup panjang sebelum hasil panennya sampai ke PKS.
"Sebenarnya PKS sudah mengambil untung dari harga TBS, terus nanti ada lagi pemegang DO, kemudian peron atau ram, belum lagi toke atau pengepul, baru ke petani. Mereka kan pasti ambil untung semua, rata-rata Rp 200/kg. Itulah yang bikin harga di petani makin jatuh," kata Defris kepada elaeis.co, Selasa (10/5).
Defris kembali mengingatkan agar para petani segera membentuk kelembagaan dan melakukan kerja sama dengan PKS. Peraturan Gubernur Riau (Pergubri) tentang tata niaga TBS juga menghendaki kemitraan petani yang ingin berlembaga dan membangun kemitraan dengan perusahaan akan difasilitasi oleh dinas setempat.
"Kami juga akan melakukan edukasi kepada perusahaan terkait kewajiban mereka untuk bermitra. Karena ini sudah ada landasan hukumnya, baik dari undang-undang maupun dari Peraturan Menteri Pertanian," ujarnya.
Komentar Via Facebook :