Berita / Sumatera /
Integrasi Kebun Sawit-Sapi Bikin Kantong Fajri Tebal
Bengkulu, elaeis.co - Setiap tahun, Fajri bakal mengantongi setidaknya Rp20 juta dari hasil ternak sapi di kebun sawitnya di Kelurahan Teluk Sepang, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu.
Program integrasi kebun kelapa sawit dengan ternak sapi ini pun memberikan keuntungan yang cukup menggembirakan bagi Fajri.
"Tahun ini saya dapat Rp 20 juta. Belum lagi dari penjualan buah sawit. Untung sekali pelihara sapi di kebun sawit," ujar Fajri saat berbincang dengan elaeis.co, kemarin.
Menurut Fajri, memelihara sapi di kebun sawit merupakan investasi yang menguntungkan. Sebab harga sapi selalu naik setiap tahunnya. Tahun ini saja di daerahnya, harga sapi mencapai Rp 20 juta hingga Rp 25 juta per ekor.
Selain itu, Fajri mengaku, dengan memelihara sapi di kebun juga menghemat biaya untuk jasa tukang potong rumput Rp40 ribu per bulannya. Sebab rumput di kebun menjadi pakan ternak sehingga tidak perlu lagi dibersihkan.
"Saat ini tidak perlu lagi panggil tukang potong rumput, karena semua rumput sudah dipangkas oleh sapi setiap hari," jelasnya.
Namun, Fajri juga dilema terkait kesehatan ternak sapi akhir-akhir ini di Bengkulu. Sebab, banyak sapi di Bengkulu terkena penyakit LSD. "Saya berharap tidak sampai menyerang sapi-sapi di desa ini. Karena pendapatan masyarakat di sini rata-rata berasal dari sawit dan sapi," imbuhnya.
Para petani di Kelurahan Teluk Sepang sepertinya menemukan formula yang menguntungkan dengan menggabungkan usaha kelapa sawit dan pemeliharaan sapi di kebun mereka.
Keuntungan yang diraih Fajri dan beberapa petani lainnya membuktikan potensi positif dari program integrasi kebun sawit-sapi.
Komentar Via Facebook :