Berita / Serba-Serbi /
Investor Diminta Cermati ini Sebelum Membeli Saham
Medan, elaeis.co - Saat ini saham menjadi salah satu pilihan investasi jangka panjang. Namun investor diminta selektif menempatkan dananya agar tidak menyesal di kemudian hari.
Muhamad Pintor Nasution, Kepala PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Sumatera Utara, mengatakan, investor harus punya pertimbangan utama ketika hendak membeli saham.
"Yakni melihat kinerja fundamental perusahaan penerbit saham. Tolong cermati laporan keuangan perusahaan, analisa prospek usaha, proyeksi bisnis, serta keuangan perusahaan di masa depan," katanya kepada wartawan di Medan, Sabtu (19/2/2022).
Kata dia, jika kinerja perusahaan terlihat terus bertumbuh dalam jangka waktu 10 atau 5 tahun terakhir, ini bisa mencerminkan proyeksi kinerja keuangan di masa depan.
Ia juga menambahkan, faktor sektor usaha perusahaan juga bisa ikut jadi pertimbangan, apakah dalam jangka panjang produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan akan tetap dibutuhkan banyak orang.
Jadi, dengan melakukan beragam analisa, investor tidak perlu risau ketika harga saham perusahaan turun dalam jangka pendek. Investor akan tahu kalau penyebab turunnya harga saham bukan karena faktor fundamental, tetapi akibat situasi eksternal yang sedang terjadi.
"Jika kondisi eksternal sudah membaik kembali, harga sahamnya pun akan ikut naik lagi," kata dia.
Untuk itulah Pintor mengingatkan para investor agar sebelum memutuskan berinvestasi, yang paling utama perlu dilakukan adalah menentukan tujuan investasi.
Dengan demikian si investor akan tahu apa kebutuhannya dan produk investasi apa yang sesuai dengan tujuan investasi. Selain jangka waktu investasi yang dipengaruhi tujuan, hasil investasi juga akan jadi pertimbangan dalam memilih produk investasi yang sesuai.
"Contoh, kebutuhan pensiun adalah kebutuhan jangka panjang. Jika investor saat ini usianya 35 tahun dan dia menginginkan memiliki sejumlah dana untuk dinikmati pada usia 55 tahun, artinya tujuan investasi untuk 20 tahun ke depan," ujarnya.
Dalam jangka panjang, ia melihat saham memberikan potensi return yang paling tinggi. Apalagi selama rentang 10 tahun terakhir, pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar 22,3%.
"Ini adalah return saham berdasarkan kenaikan indeks saham tertinggi dalam rentang waktu 2011-2021 berdasarkan data statistik di website IDX," tegas Pintor.
Komentar Via Facebook :