https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

ISPO Industri Hilir Sawit akan Berbentuk Perpres atau Permen

ISPO Industri Hilir Sawit akan Berbentuk Perpres atau Permen

Ilustrasi (misl.org)


Jakarta, Elaeis.co - Kementerian Perindustrian (kemenperin) menargetkan penyusunan Indonesia Sustainable Palm Oil System (ISPO) untuk industri hilir sawit akan selesai akhir tahun ini.

Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kemenperin Emil Satria mengatakan, penyusunan ISPO industri hilir sawit yang digawangi pemerintah dan Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) masih dalam pembahasan oleh para pemangku kepentingan. Aturan teknisnya nanti akan berbentuk peraturan menteri (permen) atau peraturan presiden (perpres).

“Kami sudah menyusun ISPO hilir dengan DMSI, tinggal tugas kami bagaimana mengimplementasikannya ke dalam permen atau perpres. Kami harapkan pada 2021 sudah selesai,” katanya, dikutip Bisnis.com.

ISPO saat ini masih merupakan sertifikasi bagi semua tipe perkebunan baik milik negara, rakyat, dan swasta. ISPO sudah sejalan dengan program sertifikasi global Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Penyusunan ISPO khusus untuk industri hilir sawit merupakan upaya pemerintah meningkatkan posisi Indonesia dari produsen minyak sawit terbesar di dunia menjadi raja industri hilir sawit pada tahun 2045.

Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika menambahkan, hilirisasi sawit khususnya di industri oleokimia terus didorong untuk mengantisipasi tren permintaan konsumen dunia pada produk terbarukan. Putu menggarisbawahi tiga hal yang dapat dilakukan untuk mendorong hilirisasi dan pengembangan industri oleokimia.

Pertama, perluasan kapasitas produksi yang didorong oleh efisiensi setelah pemerintah menerapkan insentif harga gas bumi US$6/MMBTU. “Insentif harga gas bumi ini telah dirasakan kurang lebih 20 pabrik oleokimia milik 11 perusahaan,” katanya.

Kedua, efisiensi bahan baku minyak sawit melalui penggunaan industrial vegetable oil. Dan ketiga, eksplorasi komersialisasi hasil industri.

“Pemerintah menyediakan tax deduction sebesar 300 persen untuk penelitian-penelitian yang bisa dikomersialkan. Ini akan bisa membantu terus meningkatkan nilai dari produk oleokimia,” jelas Putu.

Komentar Via Facebook :