Berita / Nusantara /
Jawab Tantangan Pangan, Tanam Perdana Sawit PSR dan Padi Gogo Digelar Serentak
Jakarta, elaeis.co – Kementerian Pertanian (kementan) terus memaksimalkan segala potensi yang ada untuk mencapai kedaulatan pangan. Lewat Direktorat Jenderal Perkebunan (ditjenbun), Kementan menggencarkan program kelapa sawit tumpang sari tanaman pangan (Kesatria) untuk mengoptimalkan lahan perkebunan dalam mendukung penambahan luas tanam tanaman pangan, khususnya padi gogo.
Di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, Ditjenbun berkolaborasi dengan pemerintah dan stakeholder setempat melakukan tanam perdana serentak program peremajaan sawit rakyat (PSR) dan padi gogo, Sabtu (7/9).
Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto mengatakan, Program PSR tahun 2024 ditargetkan seluas 120.000 ha yang tersebar di 21 provinsi sentra perkebunan kelapa sawit. Sejak tahun 2017 hingga saat ini, Provinsi Sumatera Utara sendiri telah mendapatkan rekomendasi teknis sebanyak 30.035 ha.
“Diharapkan dengan adanya program Kementan khususnya Program Kesatria yaitu penanaman padi gogo yang diterapkan di lahan atau kebun PSR ini, dapat saling menguatkan. Baik itu menjaga ketahanan pangan nasional maupun pengembangan serta penguatan perkelapasawitan Indonesia tetap berjalan lancar dan optimal,” katanya dalam siaran pers, Ahad (8/9).
Baca juga: Hampir 100 Ha Kebun Sawit Rakyat di Prabumulih Ditanami Padi Gogo
Ardi Praptono, Direktur Kelapa Sawit dan Aneka Palma Ditjenbun, berharap momentum tanam serentak ini dapat mendorong sinergi multi pihak dalam mengakselerasi dan memacu semangat untuk memperkuat perkelapasawitan nasional. "Serta mendorong peningkatan daya saing sekaligus pemulihan ekonomi nasional di sentra-sentra kelapa sawit melalui program-program pemerintah serta memanfaatkan seluruh potensi yang dapat dimanfaatkan," tukasnya.
Pj. Bupati Batubara, Heri Wahyudi, mengapresiasi dan berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut di daerah tersebut.
“Pemerintah daerah mendukung penuh kegiatan ini dan berharap hal ini dapat meningkatkan ketahanan pangan dan juga kesejahteraan petani. Kami juga berharap agar seluruh petani sawit kita khususnya di Batubara bisa mendapat STDB maupun sertifikasi ISPO. Kami siap berdiskusi apabila ada aturan-aturan yang rumit, akan kita sederhanakan untuk memudahkan petani,” ujar Heri.
Baca juga: Sepanjang 2024, Sinarmas Group Ajukan PSR Seluas 2.657,29 Hektar di Riau
Ketua Umum Rumah Sawit Indonesia, Kacuk Sumarto juga mengatakan kesiapan untuk terus berkolaborasi menyukseskan program-program pemerintah termasuk ketahanan pangan dan energi.
“Saat ini pangan dan energi sudah menjadi tantangan global bukan hanya Indonesia, kolaborasi dan kemitraan menjadi kunci dalam menjawab tantangan ini. Khusus untuk pangan ke depan, kita tidak boleh hanya menumbuhkan padi saja. Tetapi bagaimana caranya kita harus menumbuhkan padi bergizi untuk mendukung program pemerintah,” harapnya.
Baca juga: Kalteng Memulai PAT Padi Gogo di Kebun Sawit pada Oktober 2024, Minta Dukungan GAPKI
Sebagai informasi, luas areal tutupan kelapa sawit nasional telah mencapai 16,83 juta ha, di mana sekitar 58% atau 9,89 juta ha merupakan milik Perkebunan Besar Swasta dan Negara dan 42% atau 6,9 juta ha merupakan milik pekebun sawit rakyat.
Produktivitas dan penggunaan agroinput, serta tata kelola kelapa sawit perlu dimaksimalkan, karena ini menjadi tantangan utama pekebun sawit Indonesia. Produktivitas sawit nasional baru mencapai 3-4 ton per hektar setara CPO.
Komentar Via Facebook :