Berita / Nusantara /
Jokowi Larang Ekspor CPO, Petani Bersuara!
Kukar, elaeis.co - Sebetulnya, tidak semua petani sawit begitu peduli dan paham tentang kebijakan pemerintah terkait kelapa sawit maupun industrinya.
Namun, lantaran menyangkut harga, petani pun harus melek dengan semua kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.
Seperti, kebijakan larangan ekspor CPO dan minyak goreng oleh Presiden Jokowi belum lama ini yang secara perlahan mulai berimbas pada petani. Pasalnya, gara-gara kebijakan itu, harga tandan buah segar (TBS) sawit disebagian daerah mulai anjlok.
Apalagi, kebijakan ini mulai diberlakukan mantan Walikota Solo itu pada 28 April 2022 mendatang, yang berdekatan dengan Hari Raya Idul Fitri 2-3 Mei 2022.
Tentu, di minggu-minggu terakhir ini pula yang tadinya menjadi harapan harga TBS makin moncer, namun gara-gara kebijakan itu, harga sawit pun pada akhirnya anjlok.
"Perkiraan saya, usai lebaran nanti pun harga sawit akan turun. Sebab pabrik rata-rata pada 29 April ini sudah tidak terima pembelian lagi atau libur. Tentu stoknya akan mulai menipis karena tidak ada pengolahan," kata Daru Widiyatmoko, salah satu petani sawit di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur kepada elaeis.co, Minggu (24/4).
Daru mengatakan, pabrik di daerahnya rata-rata kembali beroperasi di 5 Mei 2022. Sementara, pada 28 April ini ekspor CPO dan minyak goreng dilarang pemerintah. Artinya, pengolahan pada 28 dan 29 April menjadi stok kebutuhan dalam negeri sampai 5 Mei 2022.
"Karena larangan ekspor tidak ditentukan waktunya. Maka bisa saja berubah kapan saja setelah stok aman selama lebaran, untuk menghindari gejolak dan unjuk rasa lebih besar lagi. Semoga saja benar di 10 Mei 2022 ekspor kembali di buka. Sehingga harga TBS kembali bangkit. Sebab, semua aturan itu membikin harga sawit makin turun. Tentu yang dirugikan petani," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :