https://www.elaeis.co

Berita / Sosok /

Jumintar Siagian, dari Manajer Kebun Perusahaan ke Manajer Kebun KUD Sejahtera Babat Toman

Jumintar Siagian, dari Manajer Kebun Perusahaan ke Manajer Kebun KUD Sejahtera Babat Toman

Manajer Kebun KUD Sejhtera Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Muba, Sumsel, Jumintar Siagian (helm putih), Kepala Puslit Karet Semvada Suroso Ragutomo, dan Dr Witjaksana Darmosarkoro. (Foto: hendrik)


Sekayu, elaeis.co - Sudah jamak terjadi jika seorang planters akan berkarir di satu perusahaan perkebunan atau dari satu perkebunan pindah ke perusahaan perkebunan lainnya.

Jika sudah memasuki masa pensiun, sudah jamak juga diketahui kalau sang planters akan benar-bemar pensiun atau malah berubah profesi menjadi pekebun.

Namun Jumintar Siagian mungkin adalah sebuah pengecualian. Pria kelahiran Provinsi Sumatera Utara (Sumut) 56 tahun yang lalu ini menjalani masib yang berbeda.

Awalnya, sama seperti planters lainnya, dia berkarir dari satu perusahaan perkebunan kelapa sawit ke perusahaan perkebunan kelapa sawit lainnya.

Baca Juga: Petani Sawit, GAPKI, dan CPOPC Kunjungi Proyek PKSi dan KUD Sejahtera Muba

"Awalnya, dulu sekali, saya meniti karir di salah satu PTPN di Provinsi Sumsel ini. Lalu pindah ke PT Hindoli, kemudian terakhir ke PT Pinago," kata Jumintar Siagian kepada elaeis.co di Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumsel, Rabu (12/6/2024) sore.

Sekadar mengingatkan, PT Hindoli adalah sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berkedudukan di Kabupaten Muba dan merupakan anak usaha dari Cargill Indonesia.

Sementara PT Pinago adalah perusahaan sawit dan karet di Kabupaten Muba. Perusahaan ini diketahui sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 20 Agustus 2020.

Nah, setelah lebih 35 tahun menjalani karir di perusahaan perkebunan sawit, akhirnya pria dari satu anak ini bersiap-siap memasuki masa pensiun.

Tetapi tak lama kenudian dia malah ditemui oleh H. Thamrin, anggota DPRD Sumsel yang merupakan tokoh sekaligus Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Sejahtera, Kelurahan Babat Kecamatan Babat Toman.

Baca Juga: Teknologi Remote Sensing Cocok untuk Perkebunan Sawit, Bisa Hemat Rp 475 Miliar

"Saya diajak untuk bergabung dalam KUD Sejahtera oleh Pak Thamrin. KUD ini merupakan KUD berbasis sawit tersukses atau nomor satu di Sumsel dan masuk tiga besar di Indonesia," ucap Jumintar.

Kata Jumintar Siagian, KUD Sejahtera sudah dua kali meraih sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO),yaitu di tahun 2017 dan 2024 ini.

"Pak Thamrin menunjuk saya jadi Manajer Kebun di KID Sejahtera. Jabatan Manajer Kebun dulunya saya emban saat berkarir di PT Pinago," ungkap anggota DPD Asosiasi Sawitku Masa Depanku (Samade) Sunsel ini.

Ia mengaku tidak asing dengan KUD Sejahtera tersebut. Sebab, dirinya lah yang mendampingi KUD Sejahtera saat menjadi plasma dari PT Pinago selama satu siklus tanaman sawit atau selama 25 tahun.

Nah, sudah setahun terakhir dirinya menjadi Manajer Kebun di KUD Sejahtera. 

Secara bertahap ia menerapkan pola dan manajemen perusahaan dalam perawatan kebun sawit milik KUD Sejahtera.

"Misalnya dalam hal pemupukan. Prinsip pemupukan yang dilakukan empat empat pekerja diawasi satu orang saya terapkan di lapangan, dan ini melibatkan anggota dan pengurus KUD Sejahtera," ucapnya.

Pihaknya pun berupaya agar sistem keselamatan kerja dan pola pengupahan bagi pekerja kebun sawit di KUD Sejahtera mendekati atau sesuai standar perusahaan sawit.

Baca Juga: Tumpangsari Padi Gogo-Jagung di Tanaman Sawit Muda

Ia mengaku berbahagia menjalani profesinya saat ini. Selain lebih tenang, ia juga diberi kesempatan besar oleh H. Thamrin untuk menerapkan pola perusahaan secara bertahap agar KUD Sejahtera bisa semakin maju.

Sekadar mengingatkan, Jumintar Siagian ditemui elaeis.co di seaat istirahat sejenak setelah melayani kunjungan ratusan petani sawit dari berbagai provinsi di Indonesia, serta para petani sawit dari Malaysia, dan pejabat dari Kementerian Sawit Papua Nugini.

Para petani sawit tidak sendirian saat mengunjungi proyek tersebut. 

Mereka didampingi oleh para pengurus Dewan Negara - negara Penghasil Kelapa Sawit atau The Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).

Seluruh rombongan dipimpin oleh Dr Witjaksana Darmosarkoro, mantan Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan yang kini menjabat sebagai Direktur Keberlanjutan dan Petani Kecil CPOPC.
 

Komentar Via Facebook :