Berita / Kalimantan /
Kapasitas Tenaga Kerja Perkebunan Sawit di Kaltim Terus Ditingkatkan
Samarinda, elaeis.co - Pengelolaan perkebunan berkelanjutan sangat memerlukan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) baik secara teknis maupun strategi perencanaan.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Perkebunan (disbun) Kalimantan Timur (kaltim), Ahmad Muzakkir, pada kegiatan 'Penguatan Kapasitas Teknis dan Perencanaan Strategis Bersama di Perusahaan' yang berlangsung di Samarinda.
Muzakkir mengatakan, pembangunan usaha perkebunan, selain untuk memberikan manfaat ekonomi yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, juga harus memperhatikan perlindungan lingkungan. Yaitu dengan menjaga dan mengelola Area dengan Nilai Konservasi Tinggi (ANKT) yang merupakan lahan yang memiliki nilai biologis, ekologis, sosial atau kultural yang sangat penting baik pada tingkat tapak, daerah, nasional atau global. Perlindungan ini sesuai dengan Perda Provinsi Kaltim Nomor 7 Tahun 2018 dan Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 12 Tahun 2021.
Dia menegaskan bahwa industri perkebunan kelapa sawit sangat penting bagi perekonomian Kaltim. Oleh sebab itu Pemerintah Provinsi Kaltim berupaya mewujudkan hubungan industrial yang harmonis dan berkeadilan di sektor kelapa sawit guna meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh di sektor tersebut.
"Ini dikarenakan sektor kelapa sawit identik dengan pekerjaan yang menyerap banyak tenaga kerja dari semua tingkatan pendidikan," terangnya dalam keterangan resmi dikutip Jumat (27/10).
Lebih lanjut dia mengatakan, tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang menyerap biaya cukup besar sehingga perlu upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi.
Salah satu cara mengukur efisiensi tenaga kerja adalah dengan menghitung produktivitas kerja, di mana produktivitas kerja merupakan perbandingan antara tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan produksi dalam satuan waktu tertentu.
Saat ini tenaga kerja perkebunan di Kaltim mencapai 319 ribu pada Perkebunan Besar Swasta (PBS) Sawit. "Itu belum termasuk pekerja yang ada di perkebunan rakyat," sebutnya.
Kebutuhan tenaga kerja perkebunan kelapa sawit dipengaruhi oleh luas kebun, jenis pekerjaan, topografi dan iklim, teknologi, serta komposisi/umur tanaman. Untuk itu pengelolaan tenaga kerja harus memperhatikan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan. "Manajemen tenaga kerja penting untuk dilakukan dalam menjamin terlaksananya pekerjaan dengan baik," jelasnya.
Pekerjaan dalam pemeliharaan cukup banyak memerlukan biaya dan tenaga, dan merupakan syarat untuk mendapatkan tanaman yang baik. Selain itu, kegiatan perkebunan kelapa sawit berfluktuasi sepanjang tahun, karena adanya pekerjaan yang berkaitan dengan musim, lahan, curah hujan dan bulan panen puncak dan panen rendah.
Karena itu, diperlukan peningkatan kapasitas tenaga kerja perkebunan agar menghasilkan tenaga kerja yang cermat, efektif dan efisien.
"Dibaratkan bahwa tenaga kerja itu adalah perangkat lunak yang harus selalu dilakukan upgrade, agar pengelolaannya dapat memenuhi kaidah-kaidah yang telah dipersyaratkan," tegasnya.
Komentar Via Facebook :