https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Karena Sawit, Penerimaan DJBC Riau Bengkak 4.124 Persen dari Target

Karena Sawit, Penerimaan DJBC Riau Bengkak 4.124 Persen dari Target

Pengapalan CPO untuk ekspor melalui Pelabuhan Dumai. Foto: Pelindo I


Pekanbaru, Elaeis.co - Sawit masih menjadi pendorong utama besarnya penerimaan negara di Riau. Di tahun 2021, Kantor Wilayah Ditjen Bea Cukai (DJBC) Riau mencatat penerimaan sebesar Rp 12,167 triliun. 

Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai Kanwil DJBC Riau, Hartono Sutarjo dalam keterangan tertulis yang diterima Elaeis.co, Sabtu (15/1), menyebutkan bahwa jumlah ini jauh melampaui target yang ditetapkan Kementerian Keuangan RI. "4.124,62 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp 294,987 miliar," katanya.

Hartono mengatakan, capaian yang sangat fantastis ini didorong oleh ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan turunnya.

"Pencapaian pendapatan terbesar disumbangkan oleh bea keluar dari CPO dan produk turunannya yang mengalami kenaikan harga patokan ekspor atau HPE," sebutnya.

Sementara itu, di sisi penerimaan bea masuk, DJBC Riau mencatatkan angka penurunan sebesar 18,59 persen.

"Termasuk penurunan volume impor serta terdapat restitusi Bea Masuk pada KPPBC TMP B Dumai pada Bulan Agustus dan September yang menjadi penyebab turunnya penerimaan dari bea masuk," jelasnya. 

Isja Bewirman, yang mewakili Kepala Kantor Wilayah DJBC Riau dalam Press Release Kinerja APBN Riau Triwulan IV yang digelar secara virtual kemarin, mengatakan, Riau harus bersyukur karena memiliki komoditas sawit.

"Kita mencatatkan capaian penerimaan 4.000 persen. Di sinilah kita harus bersyukur, di saat pandemi ini kita tertolong dengan harga komoditas yang sangat menguntungkan negara kita. Yaitu batu bara, kemudian sawit untuk di Riau, dan juga karet. Jadi semua komoditas kita harganya lagi naik daun. Itu yang memberikan efek pada hilirisasi penerimaan bea cukai dan pajak," ujarnya. 


 

Komentar Via Facebook :