https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Karhutla Ancam Kesehatan dan Perekonomian

Karhutla Ancam Kesehatan dan Perekonomian

Kepala BPBD Riau, Edi Afrizal. (Syahrul/Elaeis)


Pekanbaru, elaeis.co - Hingga saat ini kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Bumi Lancang Kuning masih terjadi. Salah satunya belum lama ini di wilayah Kabupaten Rokan Hulu, Riau.

Kepala BPBD Riau, Edi Afrizal mengatakan karhutla sangat membahayakan bagi semua orang. Mulai dari sisi kesehatan hingga perekonomian.

Menurut Edi, masalah ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun seluruh lapisan masyarakat. Malah saat ini bukan hanya menjadi permasalahan nasional tapi juga masuk dalam kategori internasional.

"Peran pencegahan dan mitigasi harus kita perhatikan. Baik itu diperkebunan kelapa sawit maupun di hamparan semak belukar bahkan hutan. Langkah ini akan lebih potensial dari pada melakukan pemadaman yang membutuhkan biaya yang besar," ujarnya dalam gelaran penghargaan Desa Bebas Api (DBA) di Grand Elite Hotel Pekanbaru, Jumat (10/6).

Dengan demikian Edi sangat menyambut baik program yang telah digelar oleh PT Asian Agri yakni Desa Bebas Api tersebut. Menurutnya program tersebut sangat membantu pemerintah, paling tidak kata dia desa-desa yang dibina terjaga dari karhutla.

"Karhutla ini ujung tombaknya tetap masyarakat. Tentu langkah tepat jika kita menggandeng masyarakat dan membentuk tim Masyarakat Peduli Api," bebernya.

Ia berharap kerjasamanya baik dari pemerintah, dunia usaha, TNI, Polri dan masyarakat tetap erat terjalin. Mampu membagi resiko sehingga karhutla tidak kembali terjadi.

Untuk diketahui, program DBA merupakan respon PT Asian Agri dari masalah karhutla yang terjadi sejak 2015 lalu hingga saat ini. Program ini sendiri diluncurkan pada 16 Mei 2016 silam.

"Kita bersyukur program ini terbukti sukses dan mampu meminimalisir karhutla. Bahkan setiap tahunnya mencapai angka 50 persen," ujar Head of Operations Asian Agri, Omri Samosir di Grand Elite Hotel Pekanbaru, Jumat (10/6).

Dirincinya pada 2015 tercatat ada seluas 1.717 hektare lahan terbakar. Namun di tahun ini hanya 1,7 hektare saja. Artinya program tersebut sangat potensial untuk mendukung pemerintah dalam mengentaskan permasalahan karhutla ini.

Selain dukungan dari pemerintah kataya, program ini juga sukses lantaran dukungan dari masyarakat khususnya di 5 desa yang difasilitasinya. Tentu Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana  juga mendukung kesuksesan program ini.

"Ada dua desa yang kita berikan penghargaan sebesar Rp100 juta dan Rp50 juta tergantung dari persentasi karhutla yang terjadi. Pastinya untuk desa yang 100 % tidak mengalami karhutla dan dibawah 1 hektare yakni desa Bagan Kimia dan Segati," bebernya.

Selian itu Asian Agri juga sumbangkan insentif ekonomi yakni perbaikan infrastruktur bagi desa yang berprestasi dalam program bebas api ini.

"Di Riau, ada 5 desa yang kita gandeng untuk bekerjasama berantas karhutla. Sementara sejak program ini dibentuk Asian Agri telah gelontorkan Rp 1,40 miliar," kata dia.

"Ini adalah bentuk komitmen kita menjaga lingkungan. Tentu juga dapat menjadi salah satu pelopor free fire. Kuta juga mendukung perusahaan untuk bertanggung jawab bebas kebakaran," pungkasnya.

Komentar Via Facebook :